Kamis, 31 Januari 2013

Vegetarian

Vegetarian dalam Ucapan, Pikiran, Perbuatan dan Makanan 

Anda harus mengerti bahwa terdapat banyak sekali jenis vegetarian. Terdapat 
suatu pepatah di Au lac. Mereka mengatakan bahwa vegetarian di dalam hati 
adalah yang terbaik. Kenapa mereka mengatakannya demikian? Hal ini 
disebabkan karena perbuatan, ucapan dan pikiran kita haruslah bersamaan, 
serasi, kita bukan saja hanya memakan vegetarian. Itu hanyalah perbuatan 
saja. Kemudian ketika kita berbicara, kita berbicara seperti memiliki 
gunting atau sebuah batu dan memotong di mana-mana, itu bukanlah pembicaraan 
vegetarian. 

Jika kita berkata bahwa kita memakan vegetarian, tetapi pikiran kita 
sangatlah kejam dan tajam, dan tidak peduli terhadap perasaan orang lain dan 
selalu bertindak egois, selalu berusaha mendapatkan segala sesuatu untuk 
diri kita terlebih dahulu, dengan upaya apapun juga, mengorbankan kesenangan 
atau perasaan orang lain, maka hal tersebut tidak baik adanya. Tidak baik 
untuk kita, tidak baik untuk keluarga, dan kemudian secara luas, tidak baik 
untuk negara dan dunia. 

Itulah sebabnya kenapa orang-orang Jaman dahulu berkata, *"Pertama kita 
harus mengolah diri kita sendiri, sang Diri yang agung, sang Kebijaksanaan, 
kemudian kita dapat mengatur keluarga, lalu dapat mengatur negara, dan 
kemudian kita dapat memuaskan seluruh dunia."* Hal tersebut memang benar 
adanya. 

Manusia merupakan pancaran semangat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang dapat 
menuntunnya mencapai Pencerahan dalam kehidupannya saat ini. Semua Ajaran 
Suciwan yang memiliki kekuatan revolusioner selalu mengarahkan perdamaian 
dunia dan kebahagiaan semua makhluk di dunia dengan semboyan suci yaitu 
Cinta Kasih dan Kasih Sayang. 

Kemajuan batin akan dapat kita kembangkan apabila kita senantiasa diliputi 
pikiran yang penuh Cinta Kasih serta bersikap penuh Kasih Sayang. 

Banyak orang yang tersaru dengan kata vegetarian yang dikira berasal dari 
kata vegetable (sayur-sayuran). Sebenarnya vegetarian itu berasal dari 
bahasa latin " Vegetus " yang berarti "aktif / yang hidup / teguh / 
bergairah/ kuat." 

Di Inggris kata Veget ini sempat dipakai untuk mengatakan *" Seseorang yang 
kuat dan sehat. "* 



Apa salahnya makan daging? 

Berjuta-juta orang lain makan daging, mengapa saya harus menguranginya atau 
berhenti samasekali ? Banyak alasan penting mengapa kita tidak makan daging. 
Bukan alasan emosional atau sentimental tetapi alasan meyakinkan dan ilmiah. 


Begitu membicarakan vegetarian (tidak makan daging), langsung banyak orang 
mencemaskan gizi, badan lesu dan lemah, mudah sakit. Pertama-tama kita lihat 
penyelidikan para Ahli Kedokteran dan Ahli Bedah Autopsi dari berbagai 
Negara. 

   - Bentuk rahang/ gigi manusia mirip dengan hewan pemakan tumbuhan. 
   - Bentuk gigi kita rata digunakan untuk mengunyah makanan. Berbeda 
   dengan hewan pemakan daging ( giginya mempunyai taring yg tajam untuk 
   mencabik daging dan tulang mangsanya) 
   - Usus halus dan usus besar manusia dengan hewan pemakan tumbuhan 
   adalah panjang sekitar 10-12 kali panjang badan, dibutuhkan waktu pencernaan 
   yang lebih lama. Kalau makanan membusuk berada terlalu lama dalam tubuh 
   manusia maka akan meracuni darah dan menambah beban kerja hati. 
   - Asam lambung dalam perut hewan pemakan daging 20 kali lebih keras 
   dibanding manusia/hewan pemakan tumbuhan. Usus halus hewan pemakan daging 
   pendek, usus besarnya rata dan licin. Panjang usus halusnya 3 kali panjang 
   badannya sehingga daging yang akan dicernakan cepat dan tidak tinggal lama 
   di dalam tubuhnya sehingga tidak mengakibatkan proses pembusukan. 
   - Fungsi hati manusia adalah menawarkan racun dan menciptakan zat 
   gula. Dengan banyaknya daging yang dikonsumsi akan memperberat fungsi hati 
   sehingga timbul Penyakit Kanker Hati. Kalau sudah memasuki stadium terakhir, 
   hati akan rusak dan menciut. 
   - Daging mengandung banyak Uric, Acid, Urea mengakibatkan kerja ginjal 
   berat sehingga timbul penyakit ginjal, rematik, radang persendian. 
   - Daging mengandung sedikit kandungan serat mengakibatkan susah buang 
   air besar dan kanker usus. Kalau manusia setengah baya dan lanjut usia 
   karena kandungan kolesterol yang ada di daging tinggi bisa menyebabkan 
   melemahnya sel tubuh terhadap serangan penyakit. Proses penuaan wajah lebih 
   cepat. Coba amati orang yang sering makan daging pasti lebih banyak kerutan 
   wajahnya dibandingkan dengan yang bervegetarian. Kolesterol menyebabkan 
   darah jadi kental dan berlemak mengakibatkan Pengerasan Pembuluh Darah, 
   Penyakit Jantung, Hipertensi dan Kelumpuhan. 
   - Hewan yang ada di peternakan sudah pasti diberi obat kimia, 
   antibiotika dan hormon. Binatang itu setelah dijagal kita makan, dagingnya 
   mengandung obat berbahaya memacu pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh kita. 

   - Daging waktu dibakar dalam suhu tinggi menghasilkan sejenis Bahan 
   Kimia Methylcholanthrene suatu bahan yang bisa menimbulkan Kanker. 
   - Daging yang dijual di pasar, berpenyakit atau tidak samasekali tidak 
   bisa diketahui. Ada hewan yang sebelum dijagal sudah kena penyakit. Daging 
   ini kelihatannya sama dengan daging biasa, tapi sudah mengandung virus bisa 
   menularkan ke manusia yang mengkonsumsinya. 
   - Air susu ibu pemakan daging mengandung DDT 99% sedang air susu ibu 
   yang vegetarian mengandung DDT 8%. Ini sangat berpengaruh pada kesehatan 
   bayi. Bayangkan masih umur beberapa hari saja sudah diberi air susu 
   membahayakan kesehatan bayi tersebut. Penyakit timbul tidak secara langsung, 
   tapi ada tahapan penumpukan zat-zat berbahaya sehingga timbul penyakit 
   aneh-aneh dan penyakit komplikasi. 
   - Hewan saat masih hidup punya kemampuan mengeluarkan zat yang tidak 
   berguna dari tubuhnya. Tapi begitu ia dibunuh karena rasa takut, sedih, 
   marah, kesakitan sampai puncaknya sehingga menimbulkan racun dalam tubuhnya. 
   Orang makan daging sama dengan makan racun. 
   - Makan daging membuat badan cepat lelah. Seekor singa yang makannya 
   daging semua, satu hari hampir kerjanya cuma tidur. Sedang orang utan satu 
   hari hanya istirahat 6 jam saja. 
   - Perancis adalah negara penghasil anggur terkemuka di dunia. Dalam 
   hal orang mati karena Kanker Hati, Perancis menduduki peringkat pertama. 
   - Amoniak yang terkandung dalam air kencing hewan adalah limbah/ zat 
   racun yang bersumber dari daging hewan. 
   - Daging bila agak busuk sedikit, berkembangbiaklah bermacam-macam 
   bakteri di dalam daging itu. Pemasakan (direbus atau digoreng, dibakar ) 
   yang biasa kita lakukan tidak dapat membunuh bakteri tersebut secara 
   keseluruhan. Disamping itu cacing dan organic parasit lainnya juga turut 
   termakan kita. 
   - Jenis unggas mudah terjangkit penyakit kanker (ayam, bebek, dan 
   jenis burung). Penyakit kanker di tubuh unggas yang paling umum adalah Tumor 
   dan jenis Kanker yang mudah menular. Celakanya jenis-jenis kanker itu tidak 
   bisa kelihatan/dideteksi dari wajah/rupanya unggas itu. Tapi unggas itu 
   dapat menularkan penyakitnya kepada temannya. Karena itu kita tidak mudah 
   untuk mengetahui ungas yg mana berpenyakit tumor atau kanker. Lemak hewan 
   adalah persemaian yang paling subur untuk penyakit tumor/kanker, karena asam 
   lemak hewan mempunyai fungsi merangsang berkembangnya sel-sel kanker. 
   - Di dalam daging sapi dan babi terkandung lebih 50 macam bibit 
   penyakit menular dan lebih dari 30 macam cacing dan parasit. Di dalam daging 
   ikan terdapat banyak parasit yang mengakibatkan manusia keracunan dan 
   persendian nyeri. Parasit itu dapat kita lihat dibawah mikroskop, bagaimana 
   mereka bergerak, sangat menakutkan ! 

Tidak benar bila dikatakan seorang vegetarian akan kekurangan gizi, tapi 
malah sebaliknya karena seorang vegetarian akan lebih sehat karena kerja 
alat-alat tubuh tidak dipaksakan, tidak berkuman, tidak mengandung lemak tak 
jenuh yang mengakibatkan penyumbatan jalan darah, mudah pencernaannya, 
bersih darahnya dan sehat hawa pikirannya. 

Teori Gizi masa kini adalah Teori Kalori Rendah. Kelebihan kalori 
mengakibatkan manusia lebih cepat tua dan cepat mati. 
Mengapa makanan yang tidak mengandung daging lebih cocok dengan Tuntutan 
Gizi ? 
Sifat darah yang bagaimana yang baik ? 
Yaitu darah di tubuh kita harus selalu bersifat basa (kebalikan dari asam). 
Ph darah seseorang yang sehat 7,35 jadi agak basa. Tapi bagaimana supaya 
darah kita tetap pada kondisi agak basa ? Yaitu dengan cara : Banyak makanan 
dari bahan tumbuhan dan menghindarkan makanan daging. Semua makanan daging 
mengakibatkan tubuh kita memproduksi zat asam berbahaya sehingga darah kita 
bersifat asam. Letih dan menuanya saluran darah sebab utamanya adalah 
Kelebihan Lemak sehingga lemak berubah menjadi kolesterol yang mengakibatkan 
darah jadi kental dan lengket sehingga menambah beban pada fungsi jantung 
dan pembuluh darah. Membuat pembuluh darah menyempit. Peredaran darah 
merosot volumenya. Kerja jantung menjadi lebih berat maka terjadilah Darah 
Tinggi. 
Makanan dari tumbuhan kandungan seratnya tinggi berguna meningkatkan kerja 
usus dan membawa keluar zat-zat racun dalam usus. 

*Pencegahan Kesehatan lebih penting daripada Pengobatan Penyakit.* Pulihnya 
kesehatan tubuh seseorang yang sedang sakit tergantung dari gizi makanan 
mereka. Obat saja tidak akan berhasil maka harus dibarengi dengan 
bervegetarian. Kalau orang sudah menderita sakit, kebanyakan dokter akan 
melarang makanan daging. 


*Anggapan-anggapan yang salah dalam masyarakat dalam hal bervegetarian:* 

   - Banyak orang yang mengatakan bahwa kalau hewan itu tidak dimakan 
   manusia maka mereka akan menjadi banyak dan memenuhi alam jagad raya ini. 
   Itu adalah Pemikiran yang kurang Logis. Kalau kita melihat manusiapun terus 
   berkembang biak, tetapi mengapa tidak penuh sesak di dunia ini ? Tentunya 
   karena selain ada kelahiran juga ada kematian. Setiap makhluk hidup 
   mempunyai batas-batas usia kehidupannya masing-masing, demikian juga dengan 
   hewan-hewan. Umumnya mereka memiliki hidup yang pendek dibanding dengan 
   manusia, mungkin sehari, setahun dan sebagai-nya. Kalau hewan tidak 
   dijadikan makanan manusiapun maka mereka akan mati secara layak sebagai 
   makhluk hidup. 
   - Manusia selalu mempunyai pandangan yang keliru berpikir bahwa untuk 
   kerja keras perlu daging dalam jumlah besar guna mencukupi gizi yang 
   dibutuhkan. Jika dikatakan keluarnya tenaga perlu dibantu dengan makan 
   daging, lalu tenaga dan daya tahan kerbau maupun kuda bukanlah sesuatu yang 
   bisa ditandingi manusia. Sedangkan mereka seumur hidup hanya mengandalkan 
   makan rumput saja ! 
   - Ada orang mengatakan binatang sudah ditakdirkan untuk dimakan 
   manusia. Jika tidak dimakan berarti menyia-nyiakan kehendak baik Tuhan. Lalu 
   binatang yang bisa memangsa manusia juga banyak jenisnya (Ular, harimau, 
   buaya, ikan hiu, singa dll), tetapi manusia tidak mau dimangsa mereka. 
   Apakah ini juga menyia-nyiakan kehendak baik Tuhan ? 
   - Kurangnya Pemahaman Kebenaran Sejati / Salah Persepsi / Salah Tafsir 
   dari ajaran Suciwan. Dimana kita mengetahui bahwa perkataan/ sabda para 
   Suciwan banyak mengandung kata-kata perumpamaan ( Satu kata mengandung makna 
   terdalam dari Kebenaran Tuhan ) dimana oleh kemampuan pikiran manusia awam ( 
   pemikiran tanpa disertai dengan kebijaksanaan yang tinggi ) hingga tanpa 
   dipikir lagi akhirnya perumpamaan tersebut dijadikan pedoman dalam kehidupan 
   sehari-hari hingga sampai saat ini ( membudaya) padahal maksud inti dari 
   ajaran Suciwan tersebut tidak seperti yang kita pikirkan. 

*Yang dipantang dalam bervegetarian:* 

   1. Binatang air: ikan, udang, kodok, kepiting dll 
   2. Binatang darat: ayam, bebek, sapi, ular, kera, kambing dll 
   3. Binatang udara: Jenis burung dll 
   4. Arak/minuman keras, obat-obatan terlarang dll. 


*TAHUKAH KITA PENDERITAAN HEWAN-HEWAN YANG KITA MAKAN ?* 

*A. A Y A M * 

Peternakan modern membawa siksaan yang lebih sakit daripada penjagalan. 
Hidup penuh siksaan tidaklah lebih baik daripada dipotong, hidup bagi mereka 
hanyalah untuk memproduksi telur yang lebih banyak dan daging yang lebih 
gemuk saja. Kandang yang sempit membuat mereka tidak bisa membentangkan 
sayapnya. Ruang yang diperlukan seekor ayam untuk membentangkan sayapnya 
adalah 26 inchi. Ayam di peternakan Cuma 6 inchi. Ada ayam yang kakinya 
tumbuh dan lengket dengan jaring besi kandangnya. Jalan keluarnya adalah 
memotong kaki sang ayam. Karena ruang geraknya yang kecil, ayam mengalami 
cacat, mata terluka, cacat otak, stroke, tulang keropos merupakan penyakit 
ayam yang umum. Induk ayam tidak mempunyai tempat berpijak yang rata dan 
mantap. Cakarnya tumbuh panjang sering menyatu dengan jaring kandangnya. 
Bahkan telapak kakinya tumbuh membungkus jaring kandangnya. Begitu anak ayam 
betina menetas, langsung dimasukkan dalam ruangan yang sesak dan tidak ada 
sinar matahari. Mereka terus mencuap-cuap, akhirnya mereka berpijak pada 
badan anak ayam yang lain lalu mereka sendiripun diinjak anak ayam lainnya. 
Dulu ayam setelah dipelihara 15 minggu berat badannya baru 3,5 pon, tapi 
sekarang bahan makanan ayam sudah istimewa, diberi suntikan hormon mulai 
saat menetas berbadan montok sampai saatnya dipotong, hanya diperlukan waktu 
7 minggu saja. Karena penggunaan antibiotik, ayam kalkun mempunyai dada yang 
extra besar. Saat jalan langkahnya berat. 

*B. S A P I* 

Di USA 20 % sapi terinfeksi Kanker Darah. Departemen pertanian Amerika 
menemukan bahwa AIDS sudah menular diantara kelompok sapi, tetapi tidak ada 
tindakan yang diambil untuk menghentikan penularan penyakit tersebut. 
Sungguh mengerikan ! 
Orang setiap harinya menikmati daging sapi High Class, tetapi tidak 
mendapatkan jaminan apapun dari Dinas Kesehatan guna menghentikan penularan 
penyakit dari sapi ini kepada manusia. 
Sapi makanannya adalah rumput, tapi sapi zaman sekarang memakan makanan 
istimewa termasuk serbuk kayu, serbuk kertas koran, lemak, bahan olahan 
semen ditambah antibiotik dan hormon. Sapi jaman sekarang tidak 
berkesempatan berkeliaran di padang rumput hijau juga terus menerus 
mengandung sehingga badannya cepat rusak, hanya mampu hidup 6-7 tahun saja. 
Sapi jaman dulu hidup 18-20 tahun. Pabrik daging sapi modern menggunakan 
mesin. Para penjagal sapi samasekali tidak perlu mengerti membedakan daging 
yang baik atau rusak, asal saja mengerti menggunakan pisau sudah cukup. 
Waktu penjagalan, sapi digantung kedua pergelangan kakinya secara terbalik 
pada bagian mesin penjagal berjalan. Karenan bobot badan sapi mengakibatkan 
terlepasnya persendian, patah tulang kaki, sapi meronta kesakitan dan 
ketakutan. Selanjutnya kerongkongan sapi disayat panjang dengan pisau tajam, 
darah segar mengucur keluar, mengalir terus sampai kering dan sapinya tidak 
sadarkan diri. Tanduk sapi dicabut lalu badan dibelah. 
Anak sapi begitu dilahirkan harus berpisah dengan induknya di tempat yang 
gelap tanpa sinar matahari. Setelah anak sapi lahir, dengan tali pusar masih 
menggantung harus berpisah dengan induknya. Selama 4 bulan dikurung dalam 
kandang kecil 22 inchi dan panjang 54 inchi. Tidak diijinkan anak sapi 
berjalan maupun memutar tubuhnya dengan menghindari pemborosan energi, 
pengeluaran biaya makannya pun dapat dikurangi. Anak sapi kekurangan zat 
besi. Mereka menjilati paku yang berkarat dengan harapan bisa mendapatkan 
sedikit kandungan besi. Anak sapi begitu lemah. Manusia makan daging sapi, 
padahal sapi adalah lemah dan banyak penyakit. 
Seorang Profesor di Universitas Inggris mengatakan jika manusia makan sapi 
yang terserang penyakit, 60 % kemungkinan manusia tersebut tertular. Yang 
terserang Penyakit Sapi Gila baru dapat diketahui setelah 10-14 tahun 
kemudian. Penyakit sapi gila mulanya adalah Penyakit Kambing Gila, ditemukan 
di tubuh kambing. Ada organ tubuh kambing yang diolah jadi makanan sapi. 
Sesudah dimakan, sapi berubah jadi gila tingkah lakunya aneh, seluruh 
badannya gatal sehingga tubuhnya digosokkan pada lantai dan tembok akhirnya 
kejang lumpuh dan mati. Dari jenis virus yang sama, menyebabkan Penyakit 
Sapi Gila bisa ditularkan dari manusia ke manusia yang lain. Hal ini sudah 
terbukti. Pernah ada seorang yang terjangkit penyakit sapi gila ini setelah 
kematiannya menyumbangkan korne matanya. Beberapa tahun kemudian orang yg 
menerima kornea mata tersebut juga terinfeksi penyakit ini. Tanda-tanda 
orang yang terkena Penyakit Sapi Gila : Lebih cepat pikun, daya ingat 
menurun, daya pikir lemah badan menjadi lumpuh dan mati muda. 

*C. B A B I* 

Babi betina dan Babi Pesusu karena kemampuannya berkembang biak yang hebat, 
selalu setelah seminggu melahirkan, lalu mengandung dengan cara inseminasi 
buatan sampai mereka tidak bisa mengandung lagi. Setelah tidak bisa 
menghasilkan anak, lalu dijagal. Babi Betina dikurung dalam kandang besi. 
Tiga perempat bagian tubuhnya diikat dengan rantai besi hanya bisa berdiri 
atau berbaring saja untuk melewati masa mengandungnya selama 4 bulan. Untuk 
mengurangi rasa sakit, sikap berdirinya sudah kelihatan tidak seimbang lagi. 
Hal ini menyebabkan pertumbuhan persendian dan otot kaki tidak normal, 
bahkan cacat. Hampir 100% kaki babi yg hidup diatas lantai semen atau plat 
besi mengalami cacat. Tidak sampai satu hari setelah anak babi dilahirkan 
tanpa pembiusan rasa sakit, gigi anak babi dipecahkan dan ekornya dipotong 
untuk menghindari anak babi menggigit atau digigit kawannya. Kandang babi 
kotor dan bau. 80% babi yang dipotong terserang Radang Paru-Paru. 

*D. HEWAN HASIL LAUT (IKAN, KEPITING, CUMI, KERANG, UDANG, DLL.)* 

Lautan saat ini telah tercemari lebih 100.000 Bahan Kimia dan telah meresap 
ke tubuh hewan laut dan sungai. Jika dimakan bisa Keguguran, Stroke, 
Keracunan, Radang Hati. Karena tidak adanya peraturan yang mengatur besar 
kecilnya suatu tambak ikan juga tidak adanya pemeriksaan kadar pencemaran 
antibiotik dan zat kimia dalam tubuh ikan, ikan menderita penyakit kulit, 
kanker dll. 



Hasil Penelitian Ilmuwan 

Terlepas dari itu semua, bahwa sesuai dengan hasil survey yang pernah 
dilakukan, diketahui dalam tubuh seorang atlit yang vegetarian lebih baik 
daya tahannya daripada yang non-vegetarian. Hal ini juga dibuktikan oleh 
Carl Lewis, seorang vegetarian yang terkenal sebagai juara lari kelas dunia. 
Demikian juga ditinjau dari sudut kesehatan, dimana makanan daging 
mengandung lemak jenuh berkolesterol tinggi serta berita-berita mengenai 
hewan-hewan tertentu yang terjangkit virus yang membahayakan manusia, 
seperti kasus virus sapi gila [madcow disease] di Eropa (tahun 1997) kasus 
virus flu unggas yang menyerang ayam dan bebek di Hong Kong (1998). Demikian 
juga dengan kasus virus babi Jepang [Japanese encephalitis virus] yang 
melanda Malaysia sebagai negara penghasil ternak babi terbesar di dunia 
(tahun 1999), telah mengubah selera makan kebanyakan orang Amerika, Eropa 
dan Asia menjadi vegetarian atau mengurangi konsumsi daging dalam menu 
harian mereka. Di Indonesia, pada sekitar bulan Mei 1999, diberitakan bahwa 
residu obat antibiotik (penisilin, makrolida dan tentrasiklin) dan pestisida 
di dalam hewan peliharaan sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini sesuai dengan 
hasil riset dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (PPMSOH), 
dimana residu yang terdapat pada hewan peliharaan tersebut apabila 
dikomsumsi sebagai daging dalam menu harian, maka dapat berdampak kanker 
hati, gagal ginjal, kebutaan, meningitis dan gangguan hoemapoetik (akibat 
timah hitam). Selain itu juga dapat berdampak pada kekebalan tubuh terhadap 
antibiotik yang kemungkinan bisa juga menyebabkan mutasi (genetik) kuman 
('Suara Pembaharuan' tanggal 1 Mei 1999). Terakhir kasus dioksin yang 
menggoyangkan kembali daratan Eropa, dimana menurut penelitian terdapat 
hampir seluruh produk makanan yang berasal dari hewani tercemar dioksin, 
suatu kelompok 75 senyawa kimia yang berasal dari resin mengandung dioksin 
khlorin yang kebanyakan terdapat dalam bahan-bahan plastik. Organisasi 
Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan salah satu jenis dioksin, yaitu 
tetrachlorodibenzo-p-dioxin, sebagai karsinogenik kelas satu, atau penyebab 
kanker buatan manusia yang paling berbahaya dan beracun. Sehingga pemerintah 
Belgia, Belanda, Perancis, dan kebanyakan negara-negara lainnya di dunia 
(termasuk di Indonesia) mengumumkan untuk menarik semua produk-produk asal 
hewani yang diproduksi dari Belgia ('Kompas', tanggal 17 Juni 1999). 

Ada kekhawatiran juga bahwa dengan makanan vegetarian yang terdiri dari 
sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, umbi-umbian, jamur, kacang-kacangan dan 
lain sebagainya, tidaklah cukup untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan 
oleh tubuh manusia untuk dapat hidup secara sehat. Tempe dan tahu yang 
dibuat dari kacang kedelai telah diteliti mengandung sumber protein yang 
sangat baik untuk tubuh manusia selain dapat mencegah kanker payudara. 
Demikian juga kacang-kacangan lainnya seperti kacang panjang, diketahui 
sangat bermanfaat untuk para penderita kencing manis. Sudah banyak hasil 
penelitian yang mengklasifikasikan protein tumbuh-tumbuhan lebih besar 
kandungannya dari protein hewani. Sehingga tidak terdapat alasan yang cukup 
untuk kita harus menghindari memakan makanan non-hewani karena takut tidak 
terpenuhi kebutuhan protein. Tidaklah mengherankan apabila sekarang kita 
dapat menjumpai adanya rumah-sakit yang menyediakan makanan khusus 
vegetarian bagi pasiennya. Demikian juga terdapat banyak sekali dokter yang 
selalu menyarankan pasiennya untuk mengurangi makanan daging dengan memakan 
lebih banyak sayuran dan buah-buahan. 

Memang sangat sulit untuk kita yang sudah terbiasa mengkonsumsi daging dalam 
menu makanan kita agar dapat menjadi seorang vegetarian. Urusan menikmati 
makanan enak merupakan kesenangan duniawi yang mendapatkan tempat di urutan 
kedua setelah kenikmatan seksualitas. Makanan daging yang memang lebih enak 
dibandingkan dengan makanan non-hewani, sering mengarahkan seorang pemangsa 
daging ini mencoba berbagai variasi daging yang tidak pada umumnya, seperti 
kodok, burung dara, ular, biawak, tikus muda, buaya, monyet, penyu, harimau, 
cecak, kecoa, jangkrik, dan sebagainya. Daging-daging demikian sering 
dimakan bersama arak tertentu dimana, dengan tanpa didukung oleh suatu bukti 
penyelidikan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, diklaim mampu 
membangkitkan sifat kejantanan seorang lelaki ataupun menambah keberanian 
seseorang. Sehingga hal ini sering dijadikan alasan oleh para kaum pendukung 
makanan hewani dengan mengaburkan pandangan kemajuan batin seseorang yang 
dapat dikaitkan dari diet makanan non-hewani. Berbagai argumentasi berusaha 
diciptakan dari peninggalan kitab-kitab suci hanya semata-mata untuk 
mempertahankan pendapat tersebut. Dimana tanpa mereka sadari, hal tersebut 
telah mengukung pendapat yang dibuatnya, sehingga akhirnya pembunuhan 
berbagai makhluk hidup terus berlangsung setiap saat hanya semata-mata untuk 
kepuasan para pemakan daging. 

Walaupun demikian, terdapat juga banyak pendapat yang setelah menapaki jalur 
spiritual murni, menyadari bahwa kebiasaan memakan daging dan meminum arak 
sangatlah tidak baik untuk kemajuan batin seseorang. Khususnya para 
pendukung ajaran yang mempercayai hukum karma dan kelahiran kembali, 
mempercayai akan menerima akibat dari perbuatan memakan daging. Demikian 
juga para pendukung curahan sifat Kasih yang murni terhadap seluruh makhluk 
hidup sebagai suatu eksistensi yang mempunyai hak hidup di alam semesta ini 
dengan alasan bagaimana mereka mampu bertemu Yang Maha Pengasih apabila 
mereka memangsa ciptaanNya juga. Walaupun tumbuh-tumbuhan juga memiliki 
unsur kehidupan, namun dalam memilih makanan, para pendukung vegetarian 
tersebut senantiasa berusaha memakan makanan yang berasal dari kesadaran 
yang paling rendah dimana hanya menyebabkan penderitaan yang sedikit sekali 
seperti tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan jelas sekali tidak memiliki kaki, 
tangan, sisik, ekor, darah ataupun alat pencernaan. Apabila kita memotong 
sebatang kangkung, maka kangkung tersebut masih akan dapat tumbuh lagi 
menjadi dua tiga cabang yang tentunya tidak bisa dilakukan dengan apabila 
kita memenggal kepala seekor sapi. Beberapa rekan yang telah berhasil 
menjalani kehidupan vegetarian memberikan tenggang waktu 2 minggu bahkan 
sampai 2 bulan untuk melihat berhasil tidaknya seseorang menjadi vegetarian. 
Mereka pada umumnya memberikan pendapat yang sangat positif sesudah 
menjalani kehidupan vegetarian seperti kesehatan yang stabil, kesabaran, 
konsentrasi dalam meditasi, dan sebagainya 

Secara biologi, dapat kita ketahui bahwa usus manusia bukanlah diciptakan 
untuk mengkonsumsi daging [carnivora] karena usus manusia sangatlah panjang 
sehingga dikhawatirkan apabila mengkonsumsi daging akan menimbulkan 
penimbunan yang terlalu lama di usus [colon] sehingga mengalami pembusukan 
yang dapat menyebabkan kanker usus. Demikian juga, kita tidak perlu harus 
memperlakukan perut kita itu sebagai tempat pembakaran bangkai binatang 
[crematorium]. 

Terdapat hasil survey yang telah dilakukan, bahwa apabila suatu masyarakat 
dalam suatu negara tertentu menggantikan pola kehidupan peternakan dengan 
pertanian, maka terdapat curva efisiensi ekonomi yang cenderung sangat 
menguntungkan dari sisi pendapatan dan lingkungan hidup. 



Berbagai Pola Vegetarian 

Kebiasaan makan daging sebenarnya telah terbentuk sejak kecil, sehingga 
memang tidak gampang untuk dapat mengganti begitu saja pola makan daging 
yang telah terbentuk tersebut. 

Dalam penerapan pola vegetarian, terdapat beberapa alternative yang 
sebenarnya dapat juga merupakan suatu tahapan dalam mewujudkan latihan 
vegetarian dari pemula kemudian menjadi vegetarian murni [vegan], yaitu: 

   - Vegetarian hari tertentu [semi vegetarian], dimana seseorang itu 
   hanya mengkonsumsi daging pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat 
   pesta atau tidak mengkonsumsi daging pada hari-hari tertentu, misalnya pada 
   tanggal lunar 1 dan 15. 
   - Vegetarian dengan pantangan daging tertentu [partial vegetarian], 
   dimana tidak memakan daging tertentu misalnya daging merah yang berasal dari 
   hewan mamalia seperti lembu, kambing, dan babi. 
   - Vegetarian dengan pantangan semua daging termasuk seafood tetapi 
   boleh telur dan susu beserta hasil produknya [lacto ovo vegetarian / 
   lactovarian]. 
   - Vegetarian dengan pantangan semua daging dan telur tetapi boleh susu 
   dan hasil produk susu [lacto vegetarian / lactarian] 
   - Vegetarian murni dgn tidak memakan, meminum ataupun memakai semua 
   produk dari makhluk hidup [strict vegetarian/total vegetarian/vegan] 

Situasi krisis ekonomi yang sedang melanda berbagai negara belakangan ini 
dapat juga merupakan suatu kondisi yang tepat untuk segera mengubah pola 
diet vegetarian dengan mengurangi pembelian daging ayam, babi, sapi, dan 
kambing yang harganya jauh lebih mahal daripada tahu, tempe, kentang, dan 
jagung. 

Pola makan vegetarian ini sangatlah cocok untuk dipromosikan oleh segala 
umat beragama yang penuh kasih dan cinta akan kebahagiaan dan kedamaian bagi 
semua makhluk hidup di muka bumi ini. 

Kita dapat juga melihat contoh para Guru Agung spiritual terdahulu yang 
kebanyakan menjalani hidup vegetarian: 

   - Dalam Al Q'uran terdapat larangan memakan daging binatang yang mati 
   ataupun darah binatang, demikian juga adanya larangan untuk memakan daging 
   dari binatang yang disembelih secara tidak halal (tanpa bismillah). Murid 
   paling terkemuka Nabi Muhammad, kemenakannya sendiri, menasihatkan 
   kepada murid-muridnya, *"Jangan jadikan perut kalian itu kuburan 
   binatang." * 
   - Dalam Kitab Kejadian 1:29, dimana Allah bersabda, *" Lihatlah Aku 
   telah berikan kepadamu tumbuh-tumbuhan berbiji, memenuhi permukaan bumi, dan 
   pohon-pohon berbuah, itulah semua bagimu sebagai makananmu."* 
   - Demikian juga disabdakan, *"Anda tidak boleh memakan daging yang 
   berdarah sebab kehidupan berada dalam darah."* (Kitab Kejadian 9:4). 
   - Yohanes (Murid Yesus) yang juga dikenal vegetarian karena hanya 
   memakan madu hutan dan locust (sejenis pepohonan berbiji yg dinamakan locust 
   tree [Ceratonia siliqua] atau dikenal juga 'St.John's Bread', namun 
   dalam berbagai alkitab di Indonesia diterjemahkan sebagai belalang). Menjadi 
   salah pengertian/ salah persepsi. 
   - Dalam Surat Paulus kepada jemaat di Roma tersirat juga pesan 
   vegetarian, *"Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena 
   makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh 
   makanannya orang lain tersandung!"* 
   - *"Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu 
   yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu."* (Roma 14:20-21). 
   - Supreme Master Ching Hai yang sejak kecil telah menjadi vegetarian 
   mengatakan, *"Jika seseorang benar-benar baik hati, mengapa ia masih 
   makan daging makhluk lainnya? Melihat mereka menderita seharusnya ia tidak 
   tega memakannya! Pemakan daging tidak mengenal welas asih, jadi bagaimana 
   ini dapat dilakukan oleh seorang yang baik hati?" * 
   - *"Sesudah Parinirwanaku dalam kalpa terakhir ini, banyak macam-macam 
   hantu dan iblis akan muncul dimana-mana, menyesatkan banyak orang dan 
   mengajarkan bahwa mereka boleh makan daging hewan dan tetap akan mencapai 
   Penerangan Sempurna."* (Agama Budha – Surangama Sutra). 
   - *"Makanan daging bukanlah makanan bergizi terbaik bagi umat manusia. 
   Daging adalah hasil sampingan ataupun produk kedua karena semua makanan 
   berasal dari kerajaan tumbuh-tumbuhan." * 
   - *"Ayam, itik, sapi, kambing sekalian hewan lainnya mempersembahkan 
   kepada manusia sepatah kata : Membunuh dan makan daging saya, saya tidak 
   bisa bilang apa-apa. Tetapi hal ini akan mencelakakan jiwamu dan kamu tidak 
   mungkin bisa menghindari pembalasan dari karma kami." * 

Dunia ini diatur oleh suatu Hukum Karma yang adil dan pasti. 

Setelah kita mengetahui bahwa membunuh atau mengkonsumsi hewan baik secara 
langsung ( pembunuhan ) maupun tidak langsung ( beli di pasar / restaurant ) 
dapat berakibat pembalasan : 

   - Pembalasan Kecil: badan sakit-sakitan, tumbuh tumor, kanker, harus 
   menelan obat-obatan pahit, kehilangan Keseimbangan jiwa, mudah gelisah, 
   kaget, stress, pemarah. 
   - Pembalasan Sedang: kehilangan kekayaan, dirampok, kecurian, ditipu, 
   bangkrut. 
   - Pembalasan Besar: kehilangan nyawa dalam perang, mati dalam 
   perkelahian, mati dalam perampokan, mati terbakar. 

Tentunya kenyataan seperti ini dapat mengarahkan kita untuk menjalani 
kehidupan vegetarian yang tidak akan menimbulkan keragu-raguan kita dalam 
hal memakan makanan non-hewani. Tidak kurang dari itu semua, kita dapat juga 
melihat kehidupan para Guru Agung spiritual jaman sekarang seperti Supreme 
Master Ching Hai, Satya Sai Baba, Maharaj Gurinder Singh Ji, Gurumayi 
Chidvilasananda, Dalai Lama Tenzin Gyatso, Jidhu Krisnamurti, dan masih 
banyak lagi guru-guru spiritual lainnya yang menjalani kehidupan vegetarian 
(strict vegetarian/vegan) dengan berlandaskan Cinta Kasih dan Kasih Sayang 
yang luar biasa. 

Mudah-mudahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, akan makin banyak 
terdapat makanan sajian vegetarian di berbagai pojok makanan (food-court), 
restoran dan tempat-tempat lainnya di Indonesia sebagaimana sering kita 
lihat di luar negeri. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak 
memulai memakan vegetarian dengan mengatakan susah untuk memperoleh makanan 
vegetarian. Kita harus menyadari bahwa, *'Makan adalah untuk hidup, bukanlah 
hidup untuk makan'*.

Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka


Hari Raya Nyepi dan Tahun Saka
Weda Sruti merupakan sumber dari segala sumber ajaran Hindu. Weda Sruti berasal dari Hyang Maha Suci/Tuhan Yang Maha Esa (divine origin). Mantra Weda Sruti tidak dapat dipelajari oleh sembarang orang. Karena mantra-mantranya ada yang bersifat pratyaksa (yang membahas obyek yang dapat diindra langsung oleh manusia), ada yang bersifat adhyatmika, membahas aspek kejiwaan yang suci (atma) dan ada yang bersifat paroksa, yaitu yang membahas aspek yang tidak dapat diketahui setelah disabdakan maknanya oleh Tuhan. Tingkatan isi Weda yang demikian itu menyebabkan maharsi Hindu yang telah samyajnanam membuat buku-buku untuk menyebarkan isi Weda Sruti agar mudah dicerna dan dipahami oleh setiap orang yang hendak mempelajarinya. Kitab yang merupakan penjabaran Weda Sruti ini adalah Upaveda, Vedangga, Itihasa dan Purana. Semua kitab ini tergolong tafsir (human origin).
Salah satu unsur dari kelompok kitab Vedangga adalah Jyotesha. Kitab ini disusun kira-kira 12.000 tahun sebelum masehi yang merupakan periode modern Astronomi Hindu (India). Dalam periode ini dibahas dalam lima kitab yang lebih sistimatis dan ilmiah yang disebut kitab Panca Siddhanta yaitu: Surya Siddhanta, Paitamaha Siddhanta, Wasista Siddhanta, Paulisa Siddhanta dan Romaka Siddhanta. Dari Penjelasan ringkas ini kita mendapat gambaran bahwa astronomi Hindu sudah dikenal dalam kurun waktu yang cukup tua bahkan berkembang serta mempengaruhi sistem astronomi Barat dan Timur.
Prof. Flunkett dalam bukunya Ancient Calenders and Constellations (1903) menulis bahwa Rsi Garga memberikan pelajaran kepada orang-orang Yunani tentang astronomi di abad pertama sebelum masehi. Lahirnya Tahun Saka di India jelas merupakan perwujudan dari sistem astronomi Hindu tersebut di atas.
Eksistensi Tahun Saka di India merupakan tonggak sejarah yang menutup permusuhan antar suku bangsa di India. Sebelum lahirnya Tahun Saka, suku bangsa di India dilanda permusuhan yang berkepanjangan. Adapun suku-suku bangsa tersebut antara lain: Pahlawa, Yuehchi, Yuwana, Malawa dan Saka. Suku-suku bangsa tersebut silih berganti naik tahta menundukkan suku-suku yang lain. Suku bangsa Saka benar-benar bosan dengan keadaan permusuhan itu. Arah perjuangannya kemudian dialihkan, dari perjuangan politik dan militer untuk merebut kekuasaan menjadi perjuangan kebudayaan dan kesejahteraan. Karena perjuangannya itu cukup berhasil, maka suku Bangsa Saka dan kebudayaannya benar-benar memasyarakat.
Tahun 125 SM dinasti Kushana dari suku bangsa Yuehchi memegang tampuk kekuasaan di India. Tampaknya, dinasti Kushana ini terketuk oleh perubahan arah perjuangan suku bangsa Saka yang tidak lagi haus kekuasaan itu. Kekuasaan yang dipegangnya bukan dipakai untuk menghancurkan suku bangsa lainnya, namun kekuasaan itu dipergunakan untuk merangkul semua suku-suku bangsa yang ada di India dengan mengambil puncak-puncak kebudayaan tiap-tiap suku menjadi kebudayaan kerajaan (negara).
Pada tahun 79 Masehi, Raja Kaniska I dari dinasti Kushana dan suku bangsa Yuehchi mengangkat sistem kalender Saka menjadi kalender kerajaan. Semenjak itu, bangkitlah toleransi antar suku bangsa di India untuk bersatu padu membangun masyarakat sejahtera (Dharma Siddhi Yatra). Akibat toleransi dan persatuan itu, sistem kalender Saka semakin berkembang mengikuti penyebaran agama Hindu.
Pada abad ke-4 Masehi agama Hindu telah berkembang di Indonesia Sistem penanggalan Saka pun telah berkembang pula di Indonesia. Itu dibawa oleh seorang pendeta bangsa Saka yang bergelar Aji Saka dari Kshatrapa Gujarat (India) yang mendarat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada tahun 456 Masehi.
Demikianlah awal mula perkembangan Tahun Saka di Indonesia. Pada zaman Majapahit, Tahun Saka benar-benar telah eksis menjadi kalender kerajaan. Di Kerajaan Majapahit pada setiap bulan Caitra (Maret), Tahun Saka diperingati dengan upacara keagamaan. Di alun-alun Majapahit, berkumpu seluruh kepala desa, prajurit, para sarjana, Pendeta Siwa, Budha dan Sri Baginda Raja. Topik yang dibahas dalam pertemuan itu adalah tentang peningkatan moral masyarakat.
Perayaan Tahun Saka pada bulan Caitra ini dijelaskan dalam Kakawin Negara Kertagama oleh Rakawi Prapanca pada Pupuh VIII, XII, LXXXV, LXXXVI – XCII. Di Bali, perayaan Tahun Saka ini dirayakan dengan Hari Raya Nyepi berdasarkan petunjuk Lontar Sundarigama dan Sanghyang Aji Swamandala. Hari Raya Nyepi ini dirayakan pada Sasih Kesanga setiap tahun. Biasanya jatuh pada bulan Maret atau awal bulan April. Beberapa hari sebelum Nyepi, diadakan upacara Melasti atau Melis dan ini dilakukan sebelum upacara Tawur Kesanga. Upacara Tawur Kesanga ini dilangsungkan pada tilem kesanga. Keesokan harinya, pada tanggal apisan sasih kadasa dilaksanakan brata penyepian. Setelah Nyepi, dilangsungkan Ngembak Geni dan kemudian umat melaksanakan Dharma Santi.
Tujuan Hidup
Muwujudkan kesejahteraan lahir batin atau jagadhita dan moksha merupakan tujuan agama Hindu. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, umat Hindu wajib mewujudkan 4 tujuan hidup yang disebut Catur Purusartha atau Catur Warga yaitu dharma, artha, kama dan moksha. Empat tujuan hidup ini dijelaskan dalam Brahma Sutra, 228, 45 dan Sarasamuscaya 135.
Menurut agama, tujuan hidup dapat diwujudkan berdasarkan yajña. Tuhan (Prajapati), manusia (praja) dan alam (kamadhuk) adalah tiga unsur yang selalu berhubungan berdasarkan yajña. Hal ini tersirat dalam makna Bhagavadgita III, 10: manusia harus beryajña kepada Tuhan, kepada alam lingkungan dan beryajña kepada sesama. Tawur kesanga menurut petunjuk lontar Sang-hyang Aji Swamandala adalah termasuk upacara Butha Yajña. Yajña ini dilangsungkan manusia dengan tujuan membuat kesejahteraan alam lingkungan. Dalam Sarasamuscaya 135 (terjemahan Nyoman Kajeng) disebutkan, untuk mewujudkan Catur Warga, manusia harus menyejahterakan semua makhluk (Bhutahita).
“Matangnyan prihen tikang bhutahita haywa tan mâsih ring sarwa prani.”
Artinya:
Oleh karenanya, usahakanlah kesejahteraan semua makhluk, jangan tidak menaruh belas kasihan kepada semua makhluk.
“Apan ikang prana ngaranya, ya ika nimitang kapagehan ikang catur warga, mâng dharma, artha kama moksha.”
Artinya:
Karena kehidupan mereka itu menyebabkan tetap terjaminnya dharma, artha, kama dan moksha.
Di dalam Agastya Parwa ada disebutkan tentang rumusan Panca Yajña dan di antaranya dijelaskan pula tujuan Butha Yajña sbb:
“Butha Yajña namanya tawur dan mensejahterakan tumbuh-tumbuhan.”
Dalam Bhagavadgita III, 14 disebutkan, karena makanan, makhluk hidup menjelma, karena hujan tumbuhlah makanan, karena persembahan (yajña) turunlah hujan, dan yajña lahir karena kerja.
Dalam kenyataannya, kita bisa melihat sendiri, binatang hidup dari tumbuh-tumbuhan, manusia mendapatkan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan binatang. Dengan demikian jelaslah, tujuan Butha Yajña melestarikan lingkungan hidup, yaitu Panca Maha Butha dan sarwaprani. Upacara Butha Yajña pada tilem kasanga bertujuan memotivasi umat Hindu secara ritual untuk senantiasa melestarikan alam lingkungan.
Dalam lontar Eka Pratama dan Usana Bali disebutkan, Brahma berputra tiga orang yaitu: Sang Siwa, Sang Budha dan Sang Bujangga. Ketiga putra beliau ini diberi tugas untuk amrtista akasa, pawana, dan sarwaprani. Oleh karena itu, pada saat upacara Tawur Kesanga, upacara dipimpin oleh tiga pendeta yang disebut Tri Sadaka. Beliau menyucikan secara spiritual tiga alam ini: Bhur Loka, Bhuwah Loka dan Swah Loka. Sebelum dilaksanakan Tawur Kesanga, dilangsungkanlah upacara Melasti atau Melis. Tujuan upacara Melasti dijelaskan dalam lontar Sanghyang Aji Swa-mandala sebagai berikut:
Anglukataken laraning jagat, paklesa letuhing bhuwana.
Artinya: Melenyapkan penderitaan masyarakat, melepaskan kepapaan dan kekotoran alam.
Lontar Sundarigama menambahkan bahwa tujuan Melasti adalah:
Amet sarining amerta kamandalu ring telenging sagara.
Artinya: mengambil sari-sari air kehidupan (Amerta Ka-mandalu) di tengah-tengah samudra.
Jadi tujuan Melasti adalah untuk menghilangkan segala kekotoran diri dan alam serta mengambil sari-sari kehidupan di tengah Samudra. Samudra adalah lambang lautan kehidupan yang penuh gelombang suka-duka. Dalam gelombang samudra kehi-dupan itulah, kita mencari sari-sari kehidupan dunia.
Pada tanggal satu sasih kadasa, dilaksanakanlah brata penye-pian. Brata penyepian ini dijelaskan dalam lontar Sundarigama sebagai berikut:
“….enjangnya nyepi amati geni, tan wenang sajadma anyambut karya sakalwirnya, ageni-geni saparanya tan wenang, kalinganya wenang sang wruh ring tattwa gelarakena semadi tama yoga ametitis kasunyatan.”
Artinya: “….besoknya, Nyepi, tidak menyalakan api, semua orang tidak boleh melakukan pekerjaan, berapi-api dan sejenisnya juga tak boleh, karenanya orang yang tahu hakikat agama melak-sanakan samadhi tapa yoga menuju kesucian.”
Jadi, brata penyepian dilakukan dengan tidak menyalakan api dan sejenisnya, tidak bekerja terutama bagi umat kebanyakan. Sedangkan bagi mereka yang sudah tinggi rohaninya, melakukan yoga tapa dan samadhi. Parisada Hindu Dharma Indonesia telah mengembangkan menjadi catur brata penyepian untuk umat pada umumnya yaitu: amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan. Inilah brata penyepian yang wajib dilakukan umat Hindu pada umumnya. Sedangkan bagi umat yang telah memasuki pendidikan dan latihan yang menjurus pada kerohanian, pada saat Nyepi seyogyannya melakukan tapa, yoga, samadhi.
Tujuan utama brata penyepian adalah untuk menguasai diri, menuju kesucian hidup agar dapat melaksanakan dharma sebaik-baiknya menuju keseimbangan dharma, artha, kama dan moksha.
Jika kita perhatikan tujuan filosofis Hari Raya Nyepi, tetap mengandung arti dan makna yang relevan dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang. Melestarikan alam sebagai tujuan utama upacara Tawur Kesanga tentunya merupakan tuntutan hidup masa kini dan yang akan datang. Bhuta Yajña (Tawur Kesanga) mempunyai arti dan makna untuk memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.
Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri manusia. Pengertian ini dilontarkan mengingat kata “tawur” berarti mengembalikan atau membayar. Sebagaimana kita ketahui, manusia selalu mengambil sumber-sumber alam untuk mempertahankan hidupnya. Perbuatan mengambil akan mengendap dalam jiwa atau dalam karma wasana. Perbuatan mengambil perlu dimbangi dengan perbuatan memberi, yaitu berupa persembahan dengan tulus ikhlas. Mengambil dan memberi perlu selalu dilakukan agar karma wasana dalam jiwa menjadi seimbang. Ini berarti Tawur Kesanga bermakna memotivasi ke-seimbangan jiwa. Nilai inilah tampaknya yang perlu ditanamkan dalam merayakan pergantian Tahun Saka
Menyimak sejarah lahirnya, dari merayakan Tahun Saka kita memperoleh suatu nilai kesadaran dan toleransi yang selalu dibutuhkan umat manusia di dunia ini, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang. Umat Hindu dalam zaman modern seka-rang ini adalah seperti berenang di lautan perbedaan. Persamaan dan perbedaan merupakan kodrat. Persamaan dan perbedaan pada zaman modern ini tampak semakin eksis dan bukan merupakan sesuatu yang negatif. Persamaan dan perbedaan akan selalu positif apabila manusia dapat memberikan proporsi dengan akal dan budi yang sehat. Brata penyepian adalah untuk umat yang telah meng-khususkan diri dalam bidang kerohanian. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai Nyepi dapat dijangkau oleh seluruh umat Hindu dalam segala tingkatannya. Karena agama diturunkan ke dunia bukan untuk satu lapisan masyarakat tertentu.
Pelaksanaan Upacara
Upacara Melasti dilakukan antara empat atau tiga hari sebelum Nyepi. Pelaksanaan upacara Melasti disebutkan dalam lontar Sundarigama seperti ini: “….manusa kabeh angaturaken prakerti ring prawatek dewata.”
Di Bali umat Hindu melaksanakan upacara Melasti dengan mengusung pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya dengan hati tulus ikhlas, tertib dan hidmat menuju samudra atau mata air lainnya yang dianggap suci. Upacara dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan bersama menghadap laut. Setelah upacara Melasti usai dilakukan, pratima dan segala perlengkapannya diusung ke Balai Agung di Pura Desa. Sebelum Ngrupuk atau mabuu-buu, dilakukan nyejer dan selama itu umat melakukan persembahyangan.
Upacara Melasti ini jika diperhatikan identik dengan upacara Nagasankirtan di India. Dalam upacara Melasti, pratima yang merupakan lambang wahana Ida Bhatara, diusung keliling desa menuju laut dengan tujuan agar kesucian pratima itu dapat menyucikan desa. Sedang upacara Nagasankirtan di India, umat Hindu berkeliling desa, mengidungkan nama-nama Tuhan (Namas-maranam) untuk menyucikan desa yang dilaluinya.
Dalam rangkaian Nyepi di Bali, upacara yang dilakukan berda-sarkan wilayah adalah sebagai berikut: di ibukota provinsi dilaku-kan upacara tawur. Di tingkat kabupaten dilakukan upacara Panca Kelud. Di tingkat kecamatan dilakukan upacara Panca Sanak. Di tingkat desa dilakukan upacara Panca Sata. Dan di tingkat banjar dilakukan upacara Ekasata.
Sedangkan di masing-masing rumah tangga, upacara dilakukan di natar merajan (sanggah). Di situ umat menghaturkan segehan Panca Warna 9 tanding, segehan nasi sasah 100 tanding. Sedangkan di pintu masuk halaman rumah, dipancangkanlah sanggah cucuk (terbuat dari bambu) dan di situ umat menghaturkan banten daksina, ajuman, peras, dandanan, tumpeng ketan sesayut, penyeneng jangan-jangan serta perlengkapannya. Pada sanggah cucuk digantungkan ketipat kelan (ketupat 6 buah), sujang berisi arak tuak. Di bawah sanggah cucuk umat menghaturkan segehan agung asoroh, segehan manca warna 9 tanding dengan olahan ayam burumbun dan tetabuhan arak, berem, tuak dan air tawar.
Setelah usai menghaturkan pecaruan, semua anggota keluarga, kecuali yang belum tanggal gigi atau semasih bayi, melakukan upacara byakala prayascita dan natab sesayut pamyakala lara malaradan di halaman rumah.
Upacara Bhuta Yajña di tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan, dilaksanakan pada tengah hari sekitar pukul 11.00 – 12.00 (kala tepet). Sedangkan di tingkat desa, banjar dan rumah tangga dilaksanakan pada saat sandhyakala (sore hari). Upacara di tingkat rumah tangga, yaitu melakukan upacara mecaru. Setelah mecaru dilanjutkan dengan ngrupuk pada saat sandhyakala, lalu mengelilingi rumah membawa obor, menaburkan nasi tawur. Sedangkan untuk di tingkat desa dan banjar, umat mengelilingi wilayah desa atau banjar tiga kali dengan membawa obor dan alat bunyi-bunyian. Sejak tahun 1980-an, umat mengusung ogoh-ogoh yaitu patung raksasa. Ogoh-ogoh yang dibiayai dengan uang iuran warga itu kemudian dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh ini meru-pakan lambang nyomia atau menetralisir Bhuta Kala, yaitu unsur-unsur kekuatan jahat.
Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Patung yang dibuat dengan bam-bu, kertas, kain dan benda-benda yang sederhana itu merupakan kreativitas dan spontanitas masyrakat yang murni sebagai cetusan rasa semarak untuk memeriahkan upacara ngrupuk. Karena tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi, maka jelaslah ogoh-ogoh itu tidak mutlak ada dalam upacara tersebut. Namun benda itu tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara dan bentuknya agar disesuaikan, misalnya berupa raksasa yang melambangkan Bhuta Kala.
Karena bukan sarana upacara, ogoh-ogoh itu diarak setelah upacara pokok selesai serta tidak mengganggu ketertiban dan kea-manan. Selain itu, ogoh-ogoh itu jangan sampai dibuat dengan memaksakan diri hingga terkesan melakukan pemborosan. Karya seni itu dibuat agar memiliki tujuan yang jelas dan pasti, yaitu memeriahkan atau mengagungkan upacara. Ogoh-ogoh yang dibuat siang malam oleh sejumlah warga banjar itu harus ditampilkan dengan landasan konsep seni budaya yang tinggi dan dijiwai agama Hindu.
Nah, lalu bagaimana pelaksanaan Nyepi di luar Bali? Rangkaian Hari Raya Nyepi di luar Bali dilaksanakan berdasarkan desa, kala, patra dengan tetap memperhatikan tujuan utama hari raya yang jatuh setahun sekali itu. Artinya, pelaksanaan Nyepi di Jakarta misalnya, jelas tidak bisa dilakukan seperti di Bali. Kalau di Bali, tak ada kendaraan yang diperkenankan keluar (kecuali mendapat izin khusus), namun di Jakarta hal serupa jelas tidak bisa dilakukan.
Sebagaimana telah dikemukakan, brata penyepian telah dirumuskan kembali oleh Parisada menjadi Catur Barata Penyepian yaitu:
-Amati geni (tidak menyalakan api termasuk memasak). Itu berarti melakukan upawasa (puasa).
- Amati karya (tidak bekerja), menyepikan indria.
- Amati lelungan (tidak bepergian).
- Amati lelanguan (tidak mencari hiburan).
Pada prinsipnya, saat Nyepi, panca indria kita diredakan dengan kekuatan manah dan budhi. Meredakan nafsu indria itu dapat menumbuhkan kebahagiaan yang dinamis sehingga kualitas hidup kita semakin meningkat. Bagi umat yang memiliki kemampuan yang khusus, mereka melakukan tapa yoga brata samadhi pada saat Nyepi itu.
Yang terpenting, Nyepi dirayakan dengan kembali melihat diri dengan pandangan yang jernih dan daya nalar yang tiggi. Hal tersebut akan dapat melahirkan sikap untuk mengoreksi diri dengan melepaskan segala sesuatu yang tidak baik dan memulai hidup suci, hening menuju jalan yang benar atau dharma. Untuk melak-sanakan Nyepi yang benar-benar spritual, yaitu dengan melakukan upawasa, mona, dhyana dan arcana.
Upawasa artinya dengan niat suci melakukan puasa, tidak makan dan minum selama 24 jam agar menjadi suci. Kata upawasa dalam Bahasa Sanskerta artinya kembali suci. Mona artinya berdiam diri, tidak bicara sama sekali selama 24 jam. Dhyana, yaitu melakukan pemusatan pikiran pada nama Tuhan untuk mencapai keheningan. Arcana, yaitu melakukan persembahyangan seperti biasa di tempat suci atau tempat pemujaan keluarga di rumah. Pelaksanaan Nyepi seperti itu tentunya harus dilaksana-kan dengan niat yang kuat, tulus ikhlas dan tidak didorong oleh ambisi-ambisi tertentu. Jangan sampai dipaksa atau ada perasaan terpaksa. Tujuan mencapai kebebesan rohani itu memang juga suatu ikatan. Namun ikatan itu dilakukan dengan penuh keikh-lasan.

(Sumber: Buku “Yadnya dan Bhakti” oleh Ketut Wiana, terbitan Pustaka Manikgeni)