Vegetarian dalam Ucapan, Pikiran, Perbuatan dan Makanan
Anda harus mengerti bahwa terdapat banyak sekali jenis vegetarian. Terdapat
suatu pepatah di Au lac. Mereka mengatakan bahwa vegetarian di dalam hati
adalah yang terbaik. Kenapa mereka mengatakannya demikian? Hal ini
disebabkan karena perbuatan, ucapan dan pikiran kita haruslah bersamaan,
serasi, kita bukan saja hanya memakan vegetarian. Itu hanyalah perbuatan
saja. Kemudian ketika kita berbicara, kita berbicara seperti memiliki
gunting atau sebuah batu dan memotong di mana-mana, itu bukanlah pembicaraan
vegetarian.
Jika kita berkata bahwa kita memakan vegetarian, tetapi pikiran kita
sangatlah kejam dan tajam, dan tidak peduli terhadap perasaan orang lain dan
selalu bertindak egois, selalu berusaha mendapatkan segala sesuatu untuk
diri kita terlebih dahulu, dengan upaya apapun juga, mengorbankan kesenangan
atau perasaan orang lain, maka hal tersebut tidak baik adanya. Tidak baik
untuk kita, tidak baik untuk keluarga, dan kemudian secara luas, tidak baik
untuk negara dan dunia.
Itulah sebabnya kenapa orang-orang Jaman dahulu berkata, *"Pertama kita
harus mengolah diri kita sendiri, sang Diri yang agung, sang Kebijaksanaan,
kemudian kita dapat mengatur keluarga, lalu dapat mengatur negara, dan
kemudian kita dapat memuaskan seluruh dunia."* Hal tersebut memang benar
adanya.
Manusia merupakan pancaran semangat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang dapat
menuntunnya mencapai Pencerahan dalam kehidupannya saat ini. Semua Ajaran
Suciwan yang memiliki kekuatan revolusioner selalu mengarahkan perdamaian
dunia dan kebahagiaan semua makhluk di dunia dengan semboyan suci yaitu
Cinta Kasih dan Kasih Sayang.
Kemajuan batin akan dapat kita kembangkan apabila kita senantiasa diliputi
pikiran yang penuh Cinta Kasih serta bersikap penuh Kasih Sayang.
Banyak orang yang tersaru dengan kata vegetarian yang dikira berasal dari
kata vegetable (sayur-sayuran). Sebenarnya vegetarian itu berasal dari
bahasa latin " Vegetus " yang berarti "aktif / yang hidup / teguh /
bergairah/ kuat."
Di Inggris kata Veget ini sempat dipakai untuk mengatakan *" Seseorang yang
kuat dan sehat. "*
Apa salahnya makan daging?
Berjuta-juta orang lain makan daging, mengapa saya harus menguranginya atau
berhenti samasekali ? Banyak alasan penting mengapa kita tidak makan daging.
Bukan alasan emosional atau sentimental tetapi alasan meyakinkan dan ilmiah.
Begitu membicarakan vegetarian (tidak makan daging), langsung banyak orang
mencemaskan gizi, badan lesu dan lemah, mudah sakit. Pertama-tama kita lihat
penyelidikan para Ahli Kedokteran dan Ahli Bedah Autopsi dari berbagai
Negara.
- Bentuk rahang/ gigi manusia mirip dengan hewan pemakan tumbuhan.
- Bentuk gigi kita rata digunakan untuk mengunyah makanan. Berbeda
dengan hewan pemakan daging ( giginya mempunyai taring yg tajam untuk
mencabik daging dan tulang mangsanya)
- Usus halus dan usus besar manusia dengan hewan pemakan tumbuhan
adalah panjang sekitar 10-12 kali panjang badan, dibutuhkan waktu pencernaan
yang lebih lama. Kalau makanan membusuk berada terlalu lama dalam tubuh
manusia maka akan meracuni darah dan menambah beban kerja hati.
- Asam lambung dalam perut hewan pemakan daging 20 kali lebih keras
dibanding manusia/hewan pemakan tumbuhan. Usus halus hewan pemakan daging
pendek, usus besarnya rata dan licin. Panjang usus halusnya 3 kali panjang
badannya sehingga daging yang akan dicernakan cepat dan tidak tinggal lama
di dalam tubuhnya sehingga tidak mengakibatkan proses pembusukan.
- Fungsi hati manusia adalah menawarkan racun dan menciptakan zat
gula. Dengan banyaknya daging yang dikonsumsi akan memperberat fungsi hati
sehingga timbul Penyakit Kanker Hati. Kalau sudah memasuki stadium terakhir,
hati akan rusak dan menciut.
- Daging mengandung banyak Uric, Acid, Urea mengakibatkan kerja ginjal
berat sehingga timbul penyakit ginjal, rematik, radang persendian.
- Daging mengandung sedikit kandungan serat mengakibatkan susah buang
air besar dan kanker usus. Kalau manusia setengah baya dan lanjut usia
karena kandungan kolesterol yang ada di daging tinggi bisa menyebabkan
melemahnya sel tubuh terhadap serangan penyakit. Proses penuaan wajah lebih
cepat. Coba amati orang yang sering makan daging pasti lebih banyak kerutan
wajahnya dibandingkan dengan yang bervegetarian. Kolesterol menyebabkan
darah jadi kental dan berlemak mengakibatkan Pengerasan Pembuluh Darah,
Penyakit Jantung, Hipertensi dan Kelumpuhan.
- Hewan yang ada di peternakan sudah pasti diberi obat kimia,
antibiotika dan hormon. Binatang itu setelah dijagal kita makan, dagingnya
mengandung obat berbahaya memacu pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh kita.
- Daging waktu dibakar dalam suhu tinggi menghasilkan sejenis Bahan
Kimia Methylcholanthrene suatu bahan yang bisa menimbulkan Kanker.
- Daging yang dijual di pasar, berpenyakit atau tidak samasekali tidak
bisa diketahui. Ada hewan yang sebelum dijagal sudah kena penyakit. Daging
ini kelihatannya sama dengan daging biasa, tapi sudah mengandung virus bisa
menularkan ke manusia yang mengkonsumsinya.
- Air susu ibu pemakan daging mengandung DDT 99% sedang air susu ibu
yang vegetarian mengandung DDT 8%. Ini sangat berpengaruh pada kesehatan
bayi. Bayangkan masih umur beberapa hari saja sudah diberi air susu
membahayakan kesehatan bayi tersebut. Penyakit timbul tidak secara langsung,
tapi ada tahapan penumpukan zat-zat berbahaya sehingga timbul penyakit
aneh-aneh dan penyakit komplikasi.
- Hewan saat masih hidup punya kemampuan mengeluarkan zat yang tidak
berguna dari tubuhnya. Tapi begitu ia dibunuh karena rasa takut, sedih,
marah, kesakitan sampai puncaknya sehingga menimbulkan racun dalam tubuhnya.
Orang makan daging sama dengan makan racun.
- Makan daging membuat badan cepat lelah. Seekor singa yang makannya
daging semua, satu hari hampir kerjanya cuma tidur. Sedang orang utan satu
hari hanya istirahat 6 jam saja.
- Perancis adalah negara penghasil anggur terkemuka di dunia. Dalam
hal orang mati karena Kanker Hati, Perancis menduduki peringkat pertama.
- Amoniak yang terkandung dalam air kencing hewan adalah limbah/ zat
racun yang bersumber dari daging hewan.
- Daging bila agak busuk sedikit, berkembangbiaklah bermacam-macam
bakteri di dalam daging itu. Pemasakan (direbus atau digoreng, dibakar )
yang biasa kita lakukan tidak dapat membunuh bakteri tersebut secara
keseluruhan. Disamping itu cacing dan organic parasit lainnya juga turut
termakan kita.
- Jenis unggas mudah terjangkit penyakit kanker (ayam, bebek, dan
jenis burung). Penyakit kanker di tubuh unggas yang paling umum adalah Tumor
dan jenis Kanker yang mudah menular. Celakanya jenis-jenis kanker itu tidak
bisa kelihatan/dideteksi dari wajah/rupanya unggas itu. Tapi unggas itu
dapat menularkan penyakitnya kepada temannya. Karena itu kita tidak mudah
untuk mengetahui ungas yg mana berpenyakit tumor atau kanker. Lemak hewan
adalah persemaian yang paling subur untuk penyakit tumor/kanker, karena asam
lemak hewan mempunyai fungsi merangsang berkembangnya sel-sel kanker.
- Di dalam daging sapi dan babi terkandung lebih 50 macam bibit
penyakit menular dan lebih dari 30 macam cacing dan parasit. Di dalam daging
ikan terdapat banyak parasit yang mengakibatkan manusia keracunan dan
persendian nyeri. Parasit itu dapat kita lihat dibawah mikroskop, bagaimana
mereka bergerak, sangat menakutkan !
Tidak benar bila dikatakan seorang vegetarian akan kekurangan gizi, tapi
malah sebaliknya karena seorang vegetarian akan lebih sehat karena kerja
alat-alat tubuh tidak dipaksakan, tidak berkuman, tidak mengandung lemak tak
jenuh yang mengakibatkan penyumbatan jalan darah, mudah pencernaannya,
bersih darahnya dan sehat hawa pikirannya.
Teori Gizi masa kini adalah Teori Kalori Rendah. Kelebihan kalori
mengakibatkan manusia lebih cepat tua dan cepat mati.
Mengapa makanan yang tidak mengandung daging lebih cocok dengan Tuntutan
Gizi ?
Sifat darah yang bagaimana yang baik ?
Yaitu darah di tubuh kita harus selalu bersifat basa (kebalikan dari asam).
Ph darah seseorang yang sehat 7,35 jadi agak basa. Tapi bagaimana supaya
darah kita tetap pada kondisi agak basa ? Yaitu dengan cara : Banyak makanan
dari bahan tumbuhan dan menghindarkan makanan daging. Semua makanan daging
mengakibatkan tubuh kita memproduksi zat asam berbahaya sehingga darah kita
bersifat asam. Letih dan menuanya saluran darah sebab utamanya adalah
Kelebihan Lemak sehingga lemak berubah menjadi kolesterol yang mengakibatkan
darah jadi kental dan lengket sehingga menambah beban pada fungsi jantung
dan pembuluh darah. Membuat pembuluh darah menyempit. Peredaran darah
merosot volumenya. Kerja jantung menjadi lebih berat maka terjadilah Darah
Tinggi.
Makanan dari tumbuhan kandungan seratnya tinggi berguna meningkatkan kerja
usus dan membawa keluar zat-zat racun dalam usus.
*Pencegahan Kesehatan lebih penting daripada Pengobatan Penyakit.* Pulihnya
kesehatan tubuh seseorang yang sedang sakit tergantung dari gizi makanan
mereka. Obat saja tidak akan berhasil maka harus dibarengi dengan
bervegetarian. Kalau orang sudah menderita sakit, kebanyakan dokter akan
melarang makanan daging.
*Anggapan-anggapan yang salah dalam masyarakat dalam hal bervegetarian:*
- Banyak orang yang mengatakan bahwa kalau hewan itu tidak dimakan
manusia maka mereka akan menjadi banyak dan memenuhi alam jagad raya ini.
Itu adalah Pemikiran yang kurang Logis. Kalau kita melihat manusiapun terus
berkembang biak, tetapi mengapa tidak penuh sesak di dunia ini ? Tentunya
karena selain ada kelahiran juga ada kematian. Setiap makhluk hidup
mempunyai batas-batas usia kehidupannya masing-masing, demikian juga dengan
hewan-hewan. Umumnya mereka memiliki hidup yang pendek dibanding dengan
manusia, mungkin sehari, setahun dan sebagai-nya. Kalau hewan tidak
dijadikan makanan manusiapun maka mereka akan mati secara layak sebagai
makhluk hidup.
- Manusia selalu mempunyai pandangan yang keliru berpikir bahwa untuk
kerja keras perlu daging dalam jumlah besar guna mencukupi gizi yang
dibutuhkan. Jika dikatakan keluarnya tenaga perlu dibantu dengan makan
daging, lalu tenaga dan daya tahan kerbau maupun kuda bukanlah sesuatu yang
bisa ditandingi manusia. Sedangkan mereka seumur hidup hanya mengandalkan
makan rumput saja !
- Ada orang mengatakan binatang sudah ditakdirkan untuk dimakan
manusia. Jika tidak dimakan berarti menyia-nyiakan kehendak baik Tuhan. Lalu
binatang yang bisa memangsa manusia juga banyak jenisnya (Ular, harimau,
buaya, ikan hiu, singa dll), tetapi manusia tidak mau dimangsa mereka.
Apakah ini juga menyia-nyiakan kehendak baik Tuhan ?
- Kurangnya Pemahaman Kebenaran Sejati / Salah Persepsi / Salah Tafsir
dari ajaran Suciwan. Dimana kita mengetahui bahwa perkataan/ sabda para
Suciwan banyak mengandung kata-kata perumpamaan ( Satu kata mengandung makna
terdalam dari Kebenaran Tuhan ) dimana oleh kemampuan pikiran manusia awam (
pemikiran tanpa disertai dengan kebijaksanaan yang tinggi ) hingga tanpa
dipikir lagi akhirnya perumpamaan tersebut dijadikan pedoman dalam kehidupan
sehari-hari hingga sampai saat ini ( membudaya) padahal maksud inti dari
ajaran Suciwan tersebut tidak seperti yang kita pikirkan.
*Yang dipantang dalam bervegetarian:*
1. Binatang air: ikan, udang, kodok, kepiting dll
2. Binatang darat: ayam, bebek, sapi, ular, kera, kambing dll
3. Binatang udara: Jenis burung dll
4. Arak/minuman keras, obat-obatan terlarang dll.
*TAHUKAH KITA PENDERITAAN HEWAN-HEWAN YANG KITA MAKAN ?*
*A. A Y A M *
Peternakan modern membawa siksaan yang lebih sakit daripada penjagalan.
Hidup penuh siksaan tidaklah lebih baik daripada dipotong, hidup bagi mereka
hanyalah untuk memproduksi telur yang lebih banyak dan daging yang lebih
gemuk saja. Kandang yang sempit membuat mereka tidak bisa membentangkan
sayapnya. Ruang yang diperlukan seekor ayam untuk membentangkan sayapnya
adalah 26 inchi. Ayam di peternakan Cuma 6 inchi. Ada ayam yang kakinya
tumbuh dan lengket dengan jaring besi kandangnya. Jalan keluarnya adalah
memotong kaki sang ayam. Karena ruang geraknya yang kecil, ayam mengalami
cacat, mata terluka, cacat otak, stroke, tulang keropos merupakan penyakit
ayam yang umum. Induk ayam tidak mempunyai tempat berpijak yang rata dan
mantap. Cakarnya tumbuh panjang sering menyatu dengan jaring kandangnya.
Bahkan telapak kakinya tumbuh membungkus jaring kandangnya. Begitu anak ayam
betina menetas, langsung dimasukkan dalam ruangan yang sesak dan tidak ada
sinar matahari. Mereka terus mencuap-cuap, akhirnya mereka berpijak pada
badan anak ayam yang lain lalu mereka sendiripun diinjak anak ayam lainnya.
Dulu ayam setelah dipelihara 15 minggu berat badannya baru 3,5 pon, tapi
sekarang bahan makanan ayam sudah istimewa, diberi suntikan hormon mulai
saat menetas berbadan montok sampai saatnya dipotong, hanya diperlukan waktu
7 minggu saja. Karena penggunaan antibiotik, ayam kalkun mempunyai dada yang
extra besar. Saat jalan langkahnya berat.
*B. S A P I*
Di USA 20 % sapi terinfeksi Kanker Darah. Departemen pertanian Amerika
menemukan bahwa AIDS sudah menular diantara kelompok sapi, tetapi tidak ada
tindakan yang diambil untuk menghentikan penularan penyakit tersebut.
Sungguh mengerikan !
Orang setiap harinya menikmati daging sapi High Class, tetapi tidak
mendapatkan jaminan apapun dari Dinas Kesehatan guna menghentikan penularan
penyakit dari sapi ini kepada manusia.
Sapi makanannya adalah rumput, tapi sapi zaman sekarang memakan makanan
istimewa termasuk serbuk kayu, serbuk kertas koran, lemak, bahan olahan
semen ditambah antibiotik dan hormon. Sapi jaman sekarang tidak
berkesempatan berkeliaran di padang rumput hijau juga terus menerus
mengandung sehingga badannya cepat rusak, hanya mampu hidup 6-7 tahun saja.
Sapi jaman dulu hidup 18-20 tahun. Pabrik daging sapi modern menggunakan
mesin. Para penjagal sapi samasekali tidak perlu mengerti membedakan daging
yang baik atau rusak, asal saja mengerti menggunakan pisau sudah cukup.
Waktu penjagalan, sapi digantung kedua pergelangan kakinya secara terbalik
pada bagian mesin penjagal berjalan. Karenan bobot badan sapi mengakibatkan
terlepasnya persendian, patah tulang kaki, sapi meronta kesakitan dan
ketakutan. Selanjutnya kerongkongan sapi disayat panjang dengan pisau tajam,
darah segar mengucur keluar, mengalir terus sampai kering dan sapinya tidak
sadarkan diri. Tanduk sapi dicabut lalu badan dibelah.
Anak sapi begitu dilahirkan harus berpisah dengan induknya di tempat yang
gelap tanpa sinar matahari. Setelah anak sapi lahir, dengan tali pusar masih
menggantung harus berpisah dengan induknya. Selama 4 bulan dikurung dalam
kandang kecil 22 inchi dan panjang 54 inchi. Tidak diijinkan anak sapi
berjalan maupun memutar tubuhnya dengan menghindari pemborosan energi,
pengeluaran biaya makannya pun dapat dikurangi. Anak sapi kekurangan zat
besi. Mereka menjilati paku yang berkarat dengan harapan bisa mendapatkan
sedikit kandungan besi. Anak sapi begitu lemah. Manusia makan daging sapi,
padahal sapi adalah lemah dan banyak penyakit.
Seorang Profesor di Universitas Inggris mengatakan jika manusia makan sapi
yang terserang penyakit, 60 % kemungkinan manusia tersebut tertular. Yang
terserang Penyakit Sapi Gila baru dapat diketahui setelah 10-14 tahun
kemudian. Penyakit sapi gila mulanya adalah Penyakit Kambing Gila, ditemukan
di tubuh kambing. Ada organ tubuh kambing yang diolah jadi makanan sapi.
Sesudah dimakan, sapi berubah jadi gila tingkah lakunya aneh, seluruh
badannya gatal sehingga tubuhnya digosokkan pada lantai dan tembok akhirnya
kejang lumpuh dan mati. Dari jenis virus yang sama, menyebabkan Penyakit
Sapi Gila bisa ditularkan dari manusia ke manusia yang lain. Hal ini sudah
terbukti. Pernah ada seorang yang terjangkit penyakit sapi gila ini setelah
kematiannya menyumbangkan korne matanya. Beberapa tahun kemudian orang yg
menerima kornea mata tersebut juga terinfeksi penyakit ini. Tanda-tanda
orang yang terkena Penyakit Sapi Gila : Lebih cepat pikun, daya ingat
menurun, daya pikir lemah badan menjadi lumpuh dan mati muda.
*C. B A B I*
Babi betina dan Babi Pesusu karena kemampuannya berkembang biak yang hebat,
selalu setelah seminggu melahirkan, lalu mengandung dengan cara inseminasi
buatan sampai mereka tidak bisa mengandung lagi. Setelah tidak bisa
menghasilkan anak, lalu dijagal. Babi Betina dikurung dalam kandang besi.
Tiga perempat bagian tubuhnya diikat dengan rantai besi hanya bisa berdiri
atau berbaring saja untuk melewati masa mengandungnya selama 4 bulan. Untuk
mengurangi rasa sakit, sikap berdirinya sudah kelihatan tidak seimbang lagi.
Hal ini menyebabkan pertumbuhan persendian dan otot kaki tidak normal,
bahkan cacat. Hampir 100% kaki babi yg hidup diatas lantai semen atau plat
besi mengalami cacat. Tidak sampai satu hari setelah anak babi dilahirkan
tanpa pembiusan rasa sakit, gigi anak babi dipecahkan dan ekornya dipotong
untuk menghindari anak babi menggigit atau digigit kawannya. Kandang babi
kotor dan bau. 80% babi yang dipotong terserang Radang Paru-Paru.
*D. HEWAN HASIL LAUT (IKAN, KEPITING, CUMI, KERANG, UDANG, DLL.)*
Lautan saat ini telah tercemari lebih 100.000 Bahan Kimia dan telah meresap
ke tubuh hewan laut dan sungai. Jika dimakan bisa Keguguran, Stroke,
Keracunan, Radang Hati. Karena tidak adanya peraturan yang mengatur besar
kecilnya suatu tambak ikan juga tidak adanya pemeriksaan kadar pencemaran
antibiotik dan zat kimia dalam tubuh ikan, ikan menderita penyakit kulit,
kanker dll.
Hasil Penelitian Ilmuwan
Terlepas dari itu semua, bahwa sesuai dengan hasil survey yang pernah
dilakukan, diketahui dalam tubuh seorang atlit yang vegetarian lebih baik
daya tahannya daripada yang non-vegetarian. Hal ini juga dibuktikan oleh
Carl Lewis, seorang vegetarian yang terkenal sebagai juara lari kelas dunia.
Demikian juga ditinjau dari sudut kesehatan, dimana makanan daging
mengandung lemak jenuh berkolesterol tinggi serta berita-berita mengenai
hewan-hewan tertentu yang terjangkit virus yang membahayakan manusia,
seperti kasus virus sapi gila [madcow disease] di Eropa (tahun 1997) kasus
virus flu unggas yang menyerang ayam dan bebek di Hong Kong (1998). Demikian
juga dengan kasus virus babi Jepang [Japanese encephalitis virus] yang
melanda Malaysia sebagai negara penghasil ternak babi terbesar di dunia
(tahun 1999), telah mengubah selera makan kebanyakan orang Amerika, Eropa
dan Asia menjadi vegetarian atau mengurangi konsumsi daging dalam menu
harian mereka. Di Indonesia, pada sekitar bulan Mei 1999, diberitakan bahwa
residu obat antibiotik (penisilin, makrolida dan tentrasiklin) dan pestisida
di dalam hewan peliharaan sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini sesuai dengan
hasil riset dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (PPMSOH),
dimana residu yang terdapat pada hewan peliharaan tersebut apabila
dikomsumsi sebagai daging dalam menu harian, maka dapat berdampak kanker
hati, gagal ginjal, kebutaan, meningitis dan gangguan hoemapoetik (akibat
timah hitam). Selain itu juga dapat berdampak pada kekebalan tubuh terhadap
antibiotik yang kemungkinan bisa juga menyebabkan mutasi (genetik) kuman
('Suara Pembaharuan' tanggal 1 Mei 1999). Terakhir kasus dioksin yang
menggoyangkan kembali daratan Eropa, dimana menurut penelitian terdapat
hampir seluruh produk makanan yang berasal dari hewani tercemar dioksin,
suatu kelompok 75 senyawa kimia yang berasal dari resin mengandung dioksin
khlorin yang kebanyakan terdapat dalam bahan-bahan plastik. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan salah satu jenis dioksin, yaitu
tetrachlorodibenzo-p-dioxin, sebagai karsinogenik kelas satu, atau penyebab
kanker buatan manusia yang paling berbahaya dan beracun. Sehingga pemerintah
Belgia, Belanda, Perancis, dan kebanyakan negara-negara lainnya di dunia
(termasuk di Indonesia) mengumumkan untuk menarik semua produk-produk asal
hewani yang diproduksi dari Belgia ('Kompas', tanggal 17 Juni 1999).
Ada kekhawatiran juga bahwa dengan makanan vegetarian yang terdiri dari
sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, umbi-umbian, jamur, kacang-kacangan dan
lain sebagainya, tidaklah cukup untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia untuk dapat hidup secara sehat. Tempe dan tahu yang
dibuat dari kacang kedelai telah diteliti mengandung sumber protein yang
sangat baik untuk tubuh manusia selain dapat mencegah kanker payudara.
Demikian juga kacang-kacangan lainnya seperti kacang panjang, diketahui
sangat bermanfaat untuk para penderita kencing manis. Sudah banyak hasil
penelitian yang mengklasifikasikan protein tumbuh-tumbuhan lebih besar
kandungannya dari protein hewani. Sehingga tidak terdapat alasan yang cukup
untuk kita harus menghindari memakan makanan non-hewani karena takut tidak
terpenuhi kebutuhan protein. Tidaklah mengherankan apabila sekarang kita
dapat menjumpai adanya rumah-sakit yang menyediakan makanan khusus
vegetarian bagi pasiennya. Demikian juga terdapat banyak sekali dokter yang
selalu menyarankan pasiennya untuk mengurangi makanan daging dengan memakan
lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
Memang sangat sulit untuk kita yang sudah terbiasa mengkonsumsi daging dalam
menu makanan kita agar dapat menjadi seorang vegetarian. Urusan menikmati
makanan enak merupakan kesenangan duniawi yang mendapatkan tempat di urutan
kedua setelah kenikmatan seksualitas. Makanan daging yang memang lebih enak
dibandingkan dengan makanan non-hewani, sering mengarahkan seorang pemangsa
daging ini mencoba berbagai variasi daging yang tidak pada umumnya, seperti
kodok, burung dara, ular, biawak, tikus muda, buaya, monyet, penyu, harimau,
cecak, kecoa, jangkrik, dan sebagainya. Daging-daging demikian sering
dimakan bersama arak tertentu dimana, dengan tanpa didukung oleh suatu bukti
penyelidikan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, diklaim mampu
membangkitkan sifat kejantanan seorang lelaki ataupun menambah keberanian
seseorang. Sehingga hal ini sering dijadikan alasan oleh para kaum pendukung
makanan hewani dengan mengaburkan pandangan kemajuan batin seseorang yang
dapat dikaitkan dari diet makanan non-hewani. Berbagai argumentasi berusaha
diciptakan dari peninggalan kitab-kitab suci hanya semata-mata untuk
mempertahankan pendapat tersebut. Dimana tanpa mereka sadari, hal tersebut
telah mengukung pendapat yang dibuatnya, sehingga akhirnya pembunuhan
berbagai makhluk hidup terus berlangsung setiap saat hanya semata-mata untuk
kepuasan para pemakan daging.
Walaupun demikian, terdapat juga banyak pendapat yang setelah menapaki jalur
spiritual murni, menyadari bahwa kebiasaan memakan daging dan meminum arak
sangatlah tidak baik untuk kemajuan batin seseorang. Khususnya para
pendukung ajaran yang mempercayai hukum karma dan kelahiran kembali,
mempercayai akan menerima akibat dari perbuatan memakan daging. Demikian
juga para pendukung curahan sifat Kasih yang murni terhadap seluruh makhluk
hidup sebagai suatu eksistensi yang mempunyai hak hidup di alam semesta ini
dengan alasan bagaimana mereka mampu bertemu Yang Maha Pengasih apabila
mereka memangsa ciptaanNya juga. Walaupun tumbuh-tumbuhan juga memiliki
unsur kehidupan, namun dalam memilih makanan, para pendukung vegetarian
tersebut senantiasa berusaha memakan makanan yang berasal dari kesadaran
yang paling rendah dimana hanya menyebabkan penderitaan yang sedikit sekali
seperti tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan jelas sekali tidak memiliki kaki,
tangan, sisik, ekor, darah ataupun alat pencernaan. Apabila kita memotong
sebatang kangkung, maka kangkung tersebut masih akan dapat tumbuh lagi
menjadi dua tiga cabang yang tentunya tidak bisa dilakukan dengan apabila
kita memenggal kepala seekor sapi. Beberapa rekan yang telah berhasil
menjalani kehidupan vegetarian memberikan tenggang waktu 2 minggu bahkan
sampai 2 bulan untuk melihat berhasil tidaknya seseorang menjadi vegetarian.
Mereka pada umumnya memberikan pendapat yang sangat positif sesudah
menjalani kehidupan vegetarian seperti kesehatan yang stabil, kesabaran,
konsentrasi dalam meditasi, dan sebagainya
Secara biologi, dapat kita ketahui bahwa usus manusia bukanlah diciptakan
untuk mengkonsumsi daging [carnivora] karena usus manusia sangatlah panjang
sehingga dikhawatirkan apabila mengkonsumsi daging akan menimbulkan
penimbunan yang terlalu lama di usus [colon] sehingga mengalami pembusukan
yang dapat menyebabkan kanker usus. Demikian juga, kita tidak perlu harus
memperlakukan perut kita itu sebagai tempat pembakaran bangkai binatang
[crematorium].
Terdapat hasil survey yang telah dilakukan, bahwa apabila suatu masyarakat
dalam suatu negara tertentu menggantikan pola kehidupan peternakan dengan
pertanian, maka terdapat curva efisiensi ekonomi yang cenderung sangat
menguntungkan dari sisi pendapatan dan lingkungan hidup.
Berbagai Pola Vegetarian
Kebiasaan makan daging sebenarnya telah terbentuk sejak kecil, sehingga
memang tidak gampang untuk dapat mengganti begitu saja pola makan daging
yang telah terbentuk tersebut.
Dalam penerapan pola vegetarian, terdapat beberapa alternative yang
sebenarnya dapat juga merupakan suatu tahapan dalam mewujudkan latihan
vegetarian dari pemula kemudian menjadi vegetarian murni [vegan], yaitu:
- Vegetarian hari tertentu [semi vegetarian], dimana seseorang itu
hanya mengkonsumsi daging pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat
pesta atau tidak mengkonsumsi daging pada hari-hari tertentu, misalnya pada
tanggal lunar 1 dan 15.
- Vegetarian dengan pantangan daging tertentu [partial vegetarian],
dimana tidak memakan daging tertentu misalnya daging merah yang berasal dari
hewan mamalia seperti lembu, kambing, dan babi.
- Vegetarian dengan pantangan semua daging termasuk seafood tetapi
boleh telur dan susu beserta hasil produknya [lacto ovo vegetarian /
lactovarian].
- Vegetarian dengan pantangan semua daging dan telur tetapi boleh susu
dan hasil produk susu [lacto vegetarian / lactarian]
- Vegetarian murni dgn tidak memakan, meminum ataupun memakai semua
produk dari makhluk hidup [strict vegetarian/total vegetarian/vegan]
Situasi krisis ekonomi yang sedang melanda berbagai negara belakangan ini
dapat juga merupakan suatu kondisi yang tepat untuk segera mengubah pola
diet vegetarian dengan mengurangi pembelian daging ayam, babi, sapi, dan
kambing yang harganya jauh lebih mahal daripada tahu, tempe, kentang, dan
jagung.
Pola makan vegetarian ini sangatlah cocok untuk dipromosikan oleh segala
umat beragama yang penuh kasih dan cinta akan kebahagiaan dan kedamaian bagi
semua makhluk hidup di muka bumi ini.
Kita dapat juga melihat contoh para Guru Agung spiritual terdahulu yang
kebanyakan menjalani hidup vegetarian:
- Dalam Al Q'uran terdapat larangan memakan daging binatang yang mati
ataupun darah binatang, demikian juga adanya larangan untuk memakan daging
dari binatang yang disembelih secara tidak halal (tanpa bismillah). Murid
paling terkemuka Nabi Muhammad, kemenakannya sendiri, menasihatkan
kepada murid-muridnya, *"Jangan jadikan perut kalian itu kuburan
binatang." *
- Dalam Kitab Kejadian 1:29, dimana Allah bersabda, *" Lihatlah Aku
telah berikan kepadamu tumbuh-tumbuhan berbiji, memenuhi permukaan bumi, dan
pohon-pohon berbuah, itulah semua bagimu sebagai makananmu."*
- Demikian juga disabdakan, *"Anda tidak boleh memakan daging yang
berdarah sebab kehidupan berada dalam darah."* (Kitab Kejadian 9:4).
- Yohanes (Murid Yesus) yang juga dikenal vegetarian karena hanya
memakan madu hutan dan locust (sejenis pepohonan berbiji yg dinamakan locust
tree [Ceratonia siliqua] atau dikenal juga 'St.John's Bread', namun
dalam berbagai alkitab di Indonesia diterjemahkan sebagai belalang). Menjadi
salah pengertian/ salah persepsi.
- Dalam Surat Paulus kepada jemaat di Roma tersirat juga pesan
vegetarian, *"Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena
makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh
makanannya orang lain tersandung!"*
- *"Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu
yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu."* (Roma 14:20-21).
- Supreme Master Ching Hai yang sejak kecil telah menjadi vegetarian
mengatakan, *"Jika seseorang benar-benar baik hati, mengapa ia masih
makan daging makhluk lainnya? Melihat mereka menderita seharusnya ia tidak
tega memakannya! Pemakan daging tidak mengenal welas asih, jadi bagaimana
ini dapat dilakukan oleh seorang yang baik hati?" *
- *"Sesudah Parinirwanaku dalam kalpa terakhir ini, banyak macam-macam
hantu dan iblis akan muncul dimana-mana, menyesatkan banyak orang dan
mengajarkan bahwa mereka boleh makan daging hewan dan tetap akan mencapai
Penerangan Sempurna."* (Agama Budha – Surangama Sutra).
- *"Makanan daging bukanlah makanan bergizi terbaik bagi umat manusia.
Daging adalah hasil sampingan ataupun produk kedua karena semua makanan
berasal dari kerajaan tumbuh-tumbuhan." *
- *"Ayam, itik, sapi, kambing sekalian hewan lainnya mempersembahkan
kepada manusia sepatah kata : Membunuh dan makan daging saya, saya tidak
bisa bilang apa-apa. Tetapi hal ini akan mencelakakan jiwamu dan kamu tidak
mungkin bisa menghindari pembalasan dari karma kami." *
Dunia ini diatur oleh suatu Hukum Karma yang adil dan pasti.
Setelah kita mengetahui bahwa membunuh atau mengkonsumsi hewan baik secara
langsung ( pembunuhan ) maupun tidak langsung ( beli di pasar / restaurant )
dapat berakibat pembalasan :
- Pembalasan Kecil: badan sakit-sakitan, tumbuh tumor, kanker, harus
menelan obat-obatan pahit, kehilangan Keseimbangan jiwa, mudah gelisah,
kaget, stress, pemarah.
- Pembalasan Sedang: kehilangan kekayaan, dirampok, kecurian, ditipu,
bangkrut.
- Pembalasan Besar: kehilangan nyawa dalam perang, mati dalam
perkelahian, mati dalam perampokan, mati terbakar.
Tentunya kenyataan seperti ini dapat mengarahkan kita untuk menjalani
kehidupan vegetarian yang tidak akan menimbulkan keragu-raguan kita dalam
hal memakan makanan non-hewani. Tidak kurang dari itu semua, kita dapat juga
melihat kehidupan para Guru Agung spiritual jaman sekarang seperti Supreme
Master Ching Hai, Satya Sai Baba, Maharaj Gurinder Singh Ji, Gurumayi
Chidvilasananda, Dalai Lama Tenzin Gyatso, Jidhu Krisnamurti, dan masih
banyak lagi guru-guru spiritual lainnya yang menjalani kehidupan vegetarian
(strict vegetarian/vegan) dengan berlandaskan Cinta Kasih dan Kasih Sayang
yang luar biasa.
Mudah-mudahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, akan makin banyak
terdapat makanan sajian vegetarian di berbagai pojok makanan (food-court),
restoran dan tempat-tempat lainnya di Indonesia sebagaimana sering kita
lihat di luar negeri. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak
memulai memakan vegetarian dengan mengatakan susah untuk memperoleh makanan
vegetarian. Kita harus menyadari bahwa, *'Makan adalah untuk hidup, bukanlah
hidup untuk makan'*.
Kamis, 31 Januari 2013
Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka
Hari Raya Nyepi dan Tahun Saka
Weda Sruti merupakan sumber dari segala sumber ajaran Hindu. Weda Sruti berasal dari Hyang Maha Suci/Tuhan Yang Maha Esa (divine origin). Mantra Weda Sruti tidak dapat dipelajari oleh sembarang orang. Karena mantra-mantranya ada yang bersifat pratyaksa (yang membahas obyek yang dapat diindra langsung oleh manusia), ada yang bersifat adhyatmika, membahas aspek kejiwaan yang suci (atma) dan ada yang bersifat paroksa, yaitu yang membahas aspek yang tidak dapat diketahui setelah disabdakan maknanya oleh Tuhan. Tingkatan isi Weda yang demikian itu menyebabkan maharsi Hindu yang telah samyajnanam membuat buku-buku untuk menyebarkan isi Weda Sruti agar mudah dicerna dan dipahami oleh setiap orang yang hendak mempelajarinya. Kitab yang merupakan penjabaran Weda Sruti ini adalah Upaveda, Vedangga, Itihasa dan Purana. Semua kitab ini tergolong tafsir (human origin).
Weda Sruti merupakan sumber dari segala sumber ajaran Hindu. Weda Sruti berasal dari Hyang Maha Suci/Tuhan Yang Maha Esa (divine origin). Mantra Weda Sruti tidak dapat dipelajari oleh sembarang orang. Karena mantra-mantranya ada yang bersifat pratyaksa (yang membahas obyek yang dapat diindra langsung oleh manusia), ada yang bersifat adhyatmika, membahas aspek kejiwaan yang suci (atma) dan ada yang bersifat paroksa, yaitu yang membahas aspek yang tidak dapat diketahui setelah disabdakan maknanya oleh Tuhan. Tingkatan isi Weda yang demikian itu menyebabkan maharsi Hindu yang telah samyajnanam membuat buku-buku untuk menyebarkan isi Weda Sruti agar mudah dicerna dan dipahami oleh setiap orang yang hendak mempelajarinya. Kitab yang merupakan penjabaran Weda Sruti ini adalah Upaveda, Vedangga, Itihasa dan Purana. Semua kitab ini tergolong tafsir (human origin).
Salah satu unsur dari kelompok kitab Vedangga adalah Jyotesha. Kitab ini disusun kira-kira 12.000 tahun sebelum masehi yang merupakan periode modern Astronomi Hindu (India). Dalam periode ini dibahas dalam lima kitab yang lebih sistimatis dan ilmiah yang disebut kitab Panca Siddhanta yaitu: Surya Siddhanta, Paitamaha Siddhanta, Wasista Siddhanta, Paulisa Siddhanta dan Romaka Siddhanta. Dari Penjelasan ringkas ini kita mendapat gambaran bahwa astronomi Hindu sudah dikenal dalam kurun waktu yang cukup tua bahkan berkembang serta mempengaruhi sistem astronomi Barat dan Timur.
Prof. Flunkett dalam bukunya Ancient Calenders and Constellations (1903) menulis bahwa Rsi Garga memberikan pelajaran kepada orang-orang Yunani tentang astronomi di abad pertama sebelum masehi. Lahirnya Tahun Saka di India jelas merupakan perwujudan dari sistem astronomi Hindu tersebut di atas.
Eksistensi Tahun Saka di India merupakan tonggak sejarah yang menutup permusuhan antar suku bangsa di India. Sebelum lahirnya Tahun Saka, suku bangsa di India dilanda permusuhan yang berkepanjangan. Adapun suku-suku bangsa tersebut antara lain: Pahlawa, Yuehchi, Yuwana, Malawa dan Saka. Suku-suku bangsa tersebut silih berganti naik tahta menundukkan suku-suku yang lain. Suku bangsa Saka benar-benar bosan dengan keadaan permusuhan itu. Arah perjuangannya kemudian dialihkan, dari perjuangan politik dan militer untuk merebut kekuasaan menjadi perjuangan kebudayaan dan kesejahteraan. Karena perjuangannya itu cukup berhasil, maka suku Bangsa Saka dan kebudayaannya benar-benar memasyarakat.
Tahun 125 SM dinasti Kushana dari suku bangsa Yuehchi memegang tampuk kekuasaan di India. Tampaknya, dinasti Kushana ini terketuk oleh perubahan arah perjuangan suku bangsa Saka yang tidak lagi haus kekuasaan itu. Kekuasaan yang dipegangnya bukan dipakai untuk menghancurkan suku bangsa lainnya, namun kekuasaan itu dipergunakan untuk merangkul semua suku-suku bangsa yang ada di India dengan mengambil puncak-puncak kebudayaan tiap-tiap suku menjadi kebudayaan kerajaan (negara).
Pada tahun 79 Masehi, Raja Kaniska I dari dinasti Kushana dan suku bangsa Yuehchi mengangkat sistem kalender Saka menjadi kalender kerajaan. Semenjak itu, bangkitlah toleransi antar suku bangsa di India untuk bersatu padu membangun masyarakat sejahtera (Dharma Siddhi Yatra). Akibat toleransi dan persatuan itu, sistem kalender Saka semakin berkembang mengikuti penyebaran agama Hindu.
Pada abad ke-4 Masehi agama Hindu telah berkembang di Indonesia Sistem penanggalan Saka pun telah berkembang pula di Indonesia. Itu dibawa oleh seorang pendeta bangsa Saka yang bergelar Aji Saka dari Kshatrapa Gujarat (India) yang mendarat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada tahun 456 Masehi.
Demikianlah awal mula perkembangan Tahun Saka di Indonesia. Pada zaman Majapahit, Tahun Saka benar-benar telah eksis menjadi kalender kerajaan. Di Kerajaan Majapahit pada setiap bulan Caitra (Maret), Tahun Saka diperingati dengan upacara keagamaan. Di alun-alun Majapahit, berkumpu seluruh kepala desa, prajurit, para sarjana, Pendeta Siwa, Budha dan Sri Baginda Raja. Topik yang dibahas dalam pertemuan itu adalah tentang peningkatan moral masyarakat.
Perayaan Tahun Saka pada bulan Caitra ini dijelaskan dalam Kakawin Negara Kertagama oleh Rakawi Prapanca pada Pupuh VIII, XII, LXXXV, LXXXVI – XCII. Di Bali, perayaan Tahun Saka ini dirayakan dengan Hari Raya Nyepi berdasarkan petunjuk Lontar Sundarigama dan Sanghyang Aji Swamandala. Hari Raya Nyepi ini dirayakan pada Sasih Kesanga setiap tahun. Biasanya jatuh pada bulan Maret atau awal bulan April. Beberapa hari sebelum Nyepi, diadakan upacara Melasti atau Melis dan ini dilakukan sebelum upacara Tawur Kesanga. Upacara Tawur Kesanga ini dilangsungkan pada tilem kesanga. Keesokan harinya, pada tanggal apisan sasih kadasa dilaksanakan brata penyepian. Setelah Nyepi, dilangsungkan Ngembak Geni dan kemudian umat melaksanakan Dharma Santi.
Tujuan Hidup
Muwujudkan kesejahteraan lahir batin atau jagadhita dan moksha merupakan tujuan agama Hindu. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, umat Hindu wajib mewujudkan 4 tujuan hidup yang disebut Catur Purusartha atau Catur Warga yaitu dharma, artha, kama dan moksha. Empat tujuan hidup ini dijelaskan dalam Brahma Sutra, 228, 45 dan Sarasamuscaya 135.
Menurut agama, tujuan hidup dapat diwujudkan berdasarkan yajña. Tuhan (Prajapati), manusia (praja) dan alam (kamadhuk) adalah tiga unsur yang selalu berhubungan berdasarkan yajña. Hal ini tersirat dalam makna Bhagavadgita III, 10: manusia harus beryajña kepada Tuhan, kepada alam lingkungan dan beryajña kepada sesama. Tawur kesanga menurut petunjuk lontar Sang-hyang Aji Swamandala adalah termasuk upacara Butha Yajña. Yajña ini dilangsungkan manusia dengan tujuan membuat kesejahteraan alam lingkungan. Dalam Sarasamuscaya 135 (terjemahan Nyoman Kajeng) disebutkan, untuk mewujudkan Catur Warga, manusia harus menyejahterakan semua makhluk (Bhutahita).
“Matangnyan prihen tikang bhutahita haywa tan mâsih ring sarwa prani.”
Artinya:
Oleh karenanya, usahakanlah kesejahteraan semua makhluk, jangan tidak menaruh belas kasihan kepada semua makhluk.
“Apan ikang prana ngaranya, ya ika nimitang kapagehan ikang catur warga, mâng dharma, artha kama moksha.”
Artinya:
Karena kehidupan mereka itu menyebabkan tetap terjaminnya dharma, artha, kama dan moksha.
Di dalam Agastya Parwa ada disebutkan tentang rumusan Panca Yajña dan di antaranya dijelaskan pula tujuan Butha Yajña sbb:
“Butha Yajña namanya tawur dan mensejahterakan tumbuh-tumbuhan.”
Dalam Bhagavadgita III, 14 disebutkan, karena makanan, makhluk hidup menjelma, karena hujan tumbuhlah makanan, karena persembahan (yajña) turunlah hujan, dan yajña lahir karena kerja.
Dalam kenyataannya, kita bisa melihat sendiri, binatang hidup dari tumbuh-tumbuhan, manusia mendapatkan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan binatang. Dengan demikian jelaslah, tujuan Butha Yajña melestarikan lingkungan hidup, yaitu Panca Maha Butha dan sarwaprani. Upacara Butha Yajña pada tilem kasanga bertujuan memotivasi umat Hindu secara ritual untuk senantiasa melestarikan alam lingkungan.
Dalam lontar Eka Pratama dan Usana Bali disebutkan, Brahma berputra tiga orang yaitu: Sang Siwa, Sang Budha dan Sang Bujangga. Ketiga putra beliau ini diberi tugas untuk amrtista akasa, pawana, dan sarwaprani. Oleh karena itu, pada saat upacara Tawur Kesanga, upacara dipimpin oleh tiga pendeta yang disebut Tri Sadaka. Beliau menyucikan secara spiritual tiga alam ini: Bhur Loka, Bhuwah Loka dan Swah Loka. Sebelum dilaksanakan Tawur Kesanga, dilangsungkanlah upacara Melasti atau Melis. Tujuan upacara Melasti dijelaskan dalam lontar Sanghyang Aji Swa-mandala sebagai berikut:
Anglukataken laraning jagat, paklesa letuhing bhuwana.
Artinya: Melenyapkan penderitaan masyarakat, melepaskan kepapaan dan kekotoran alam.
Lontar Sundarigama menambahkan bahwa tujuan Melasti adalah:
Amet sarining amerta kamandalu ring telenging sagara.
Artinya: mengambil sari-sari air kehidupan (Amerta Ka-mandalu) di tengah-tengah samudra.
Jadi tujuan Melasti adalah untuk menghilangkan segala kekotoran diri dan alam serta mengambil sari-sari kehidupan di tengah Samudra. Samudra adalah lambang lautan kehidupan yang penuh gelombang suka-duka. Dalam gelombang samudra kehi-dupan itulah, kita mencari sari-sari kehidupan dunia.
Pada tanggal satu sasih kadasa, dilaksanakanlah brata penye-pian. Brata penyepian ini dijelaskan dalam lontar Sundarigama sebagai berikut:
“….enjangnya nyepi amati geni, tan wenang sajadma anyambut karya sakalwirnya, ageni-geni saparanya tan wenang, kalinganya wenang sang wruh ring tattwa gelarakena semadi tama yoga ametitis kasunyatan.”
Artinya: “….besoknya, Nyepi, tidak menyalakan api, semua orang tidak boleh melakukan pekerjaan, berapi-api dan sejenisnya juga tak boleh, karenanya orang yang tahu hakikat agama melak-sanakan samadhi tapa yoga menuju kesucian.”
Jadi, brata penyepian dilakukan dengan tidak menyalakan api dan sejenisnya, tidak bekerja terutama bagi umat kebanyakan. Sedangkan bagi mereka yang sudah tinggi rohaninya, melakukan yoga tapa dan samadhi. Parisada Hindu Dharma Indonesia telah mengembangkan menjadi catur brata penyepian untuk umat pada umumnya yaitu: amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan. Inilah brata penyepian yang wajib dilakukan umat Hindu pada umumnya. Sedangkan bagi umat yang telah memasuki pendidikan dan latihan yang menjurus pada kerohanian, pada saat Nyepi seyogyannya melakukan tapa, yoga, samadhi.
Tujuan utama brata penyepian adalah untuk menguasai diri, menuju kesucian hidup agar dapat melaksanakan dharma sebaik-baiknya menuju keseimbangan dharma, artha, kama dan moksha.
Jika kita perhatikan tujuan filosofis Hari Raya Nyepi, tetap mengandung arti dan makna yang relevan dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang. Melestarikan alam sebagai tujuan utama upacara Tawur Kesanga tentunya merupakan tuntutan hidup masa kini dan yang akan datang. Bhuta Yajña (Tawur Kesanga) mempunyai arti dan makna untuk memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.
Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri manusia. Pengertian ini dilontarkan mengingat kata “tawur” berarti mengembalikan atau membayar. Sebagaimana kita ketahui, manusia selalu mengambil sumber-sumber alam untuk mempertahankan hidupnya. Perbuatan mengambil akan mengendap dalam jiwa atau dalam karma wasana. Perbuatan mengambil perlu dimbangi dengan perbuatan memberi, yaitu berupa persembahan dengan tulus ikhlas. Mengambil dan memberi perlu selalu dilakukan agar karma wasana dalam jiwa menjadi seimbang. Ini berarti Tawur Kesanga bermakna memotivasi ke-seimbangan jiwa. Nilai inilah tampaknya yang perlu ditanamkan dalam merayakan pergantian Tahun Saka
Menyimak sejarah lahirnya, dari merayakan Tahun Saka kita memperoleh suatu nilai kesadaran dan toleransi yang selalu dibutuhkan umat manusia di dunia ini, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang. Umat Hindu dalam zaman modern seka-rang ini adalah seperti berenang di lautan perbedaan. Persamaan dan perbedaan merupakan kodrat. Persamaan dan perbedaan pada zaman modern ini tampak semakin eksis dan bukan merupakan sesuatu yang negatif. Persamaan dan perbedaan akan selalu positif apabila manusia dapat memberikan proporsi dengan akal dan budi yang sehat. Brata penyepian adalah untuk umat yang telah meng-khususkan diri dalam bidang kerohanian. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai Nyepi dapat dijangkau oleh seluruh umat Hindu dalam segala tingkatannya. Karena agama diturunkan ke dunia bukan untuk satu lapisan masyarakat tertentu.
Pelaksanaan Upacara
Upacara Melasti dilakukan antara empat atau tiga hari sebelum Nyepi. Pelaksanaan upacara Melasti disebutkan dalam lontar Sundarigama seperti ini: “….manusa kabeh angaturaken prakerti ring prawatek dewata.”
Di Bali umat Hindu melaksanakan upacara Melasti dengan mengusung pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya dengan hati tulus ikhlas, tertib dan hidmat menuju samudra atau mata air lainnya yang dianggap suci. Upacara dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan bersama menghadap laut. Setelah upacara Melasti usai dilakukan, pratima dan segala perlengkapannya diusung ke Balai Agung di Pura Desa. Sebelum Ngrupuk atau mabuu-buu, dilakukan nyejer dan selama itu umat melakukan persembahyangan.
Upacara Melasti ini jika diperhatikan identik dengan upacara Nagasankirtan di India. Dalam upacara Melasti, pratima yang merupakan lambang wahana Ida Bhatara, diusung keliling desa menuju laut dengan tujuan agar kesucian pratima itu dapat menyucikan desa. Sedang upacara Nagasankirtan di India, umat Hindu berkeliling desa, mengidungkan nama-nama Tuhan (Namas-maranam) untuk menyucikan desa yang dilaluinya.
Dalam rangkaian Nyepi di Bali, upacara yang dilakukan berda-sarkan wilayah adalah sebagai berikut: di ibukota provinsi dilaku-kan upacara tawur. Di tingkat kabupaten dilakukan upacara Panca Kelud. Di tingkat kecamatan dilakukan upacara Panca Sanak. Di tingkat desa dilakukan upacara Panca Sata. Dan di tingkat banjar dilakukan upacara Ekasata.
Sedangkan di masing-masing rumah tangga, upacara dilakukan di natar merajan (sanggah). Di situ umat menghaturkan segehan Panca Warna 9 tanding, segehan nasi sasah 100 tanding. Sedangkan di pintu masuk halaman rumah, dipancangkanlah sanggah cucuk (terbuat dari bambu) dan di situ umat menghaturkan banten daksina, ajuman, peras, dandanan, tumpeng ketan sesayut, penyeneng jangan-jangan serta perlengkapannya. Pada sanggah cucuk digantungkan ketipat kelan (ketupat 6 buah), sujang berisi arak tuak. Di bawah sanggah cucuk umat menghaturkan segehan agung asoroh, segehan manca warna 9 tanding dengan olahan ayam burumbun dan tetabuhan arak, berem, tuak dan air tawar.
Setelah usai menghaturkan pecaruan, semua anggota keluarga, kecuali yang belum tanggal gigi atau semasih bayi, melakukan upacara byakala prayascita dan natab sesayut pamyakala lara malaradan di halaman rumah.
Upacara Bhuta Yajña di tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan, dilaksanakan pada tengah hari sekitar pukul 11.00 – 12.00 (kala tepet). Sedangkan di tingkat desa, banjar dan rumah tangga dilaksanakan pada saat sandhyakala (sore hari). Upacara di tingkat rumah tangga, yaitu melakukan upacara mecaru. Setelah mecaru dilanjutkan dengan ngrupuk pada saat sandhyakala, lalu mengelilingi rumah membawa obor, menaburkan nasi tawur. Sedangkan untuk di tingkat desa dan banjar, umat mengelilingi wilayah desa atau banjar tiga kali dengan membawa obor dan alat bunyi-bunyian. Sejak tahun 1980-an, umat mengusung ogoh-ogoh yaitu patung raksasa. Ogoh-ogoh yang dibiayai dengan uang iuran warga itu kemudian dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh ini meru-pakan lambang nyomia atau menetralisir Bhuta Kala, yaitu unsur-unsur kekuatan jahat.
Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Patung yang dibuat dengan bam-bu, kertas, kain dan benda-benda yang sederhana itu merupakan kreativitas dan spontanitas masyrakat yang murni sebagai cetusan rasa semarak untuk memeriahkan upacara ngrupuk. Karena tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi, maka jelaslah ogoh-ogoh itu tidak mutlak ada dalam upacara tersebut. Namun benda itu tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara dan bentuknya agar disesuaikan, misalnya berupa raksasa yang melambangkan Bhuta Kala.
Karena bukan sarana upacara, ogoh-ogoh itu diarak setelah upacara pokok selesai serta tidak mengganggu ketertiban dan kea-manan. Selain itu, ogoh-ogoh itu jangan sampai dibuat dengan memaksakan diri hingga terkesan melakukan pemborosan. Karya seni itu dibuat agar memiliki tujuan yang jelas dan pasti, yaitu memeriahkan atau mengagungkan upacara. Ogoh-ogoh yang dibuat siang malam oleh sejumlah warga banjar itu harus ditampilkan dengan landasan konsep seni budaya yang tinggi dan dijiwai agama Hindu.
Nah, lalu bagaimana pelaksanaan Nyepi di luar Bali? Rangkaian Hari Raya Nyepi di luar Bali dilaksanakan berdasarkan desa, kala, patra dengan tetap memperhatikan tujuan utama hari raya yang jatuh setahun sekali itu. Artinya, pelaksanaan Nyepi di Jakarta misalnya, jelas tidak bisa dilakukan seperti di Bali. Kalau di Bali, tak ada kendaraan yang diperkenankan keluar (kecuali mendapat izin khusus), namun di Jakarta hal serupa jelas tidak bisa dilakukan.
Sebagaimana telah dikemukakan, brata penyepian telah dirumuskan kembali oleh Parisada menjadi Catur Barata Penyepian yaitu:
-Amati geni (tidak menyalakan api termasuk memasak). Itu berarti melakukan upawasa (puasa).
- Amati karya (tidak bekerja), menyepikan indria.
- Amati lelungan (tidak bepergian).
- Amati lelanguan (tidak mencari hiburan).
Pada prinsipnya, saat Nyepi, panca indria kita diredakan dengan kekuatan manah dan budhi. Meredakan nafsu indria itu dapat menumbuhkan kebahagiaan yang dinamis sehingga kualitas hidup kita semakin meningkat. Bagi umat yang memiliki kemampuan yang khusus, mereka melakukan tapa yoga brata samadhi pada saat Nyepi itu.
Yang terpenting, Nyepi dirayakan dengan kembali melihat diri dengan pandangan yang jernih dan daya nalar yang tiggi. Hal tersebut akan dapat melahirkan sikap untuk mengoreksi diri dengan melepaskan segala sesuatu yang tidak baik dan memulai hidup suci, hening menuju jalan yang benar atau dharma. Untuk melak-sanakan Nyepi yang benar-benar spritual, yaitu dengan melakukan upawasa, mona, dhyana dan arcana.
Upawasa artinya dengan niat suci melakukan puasa, tidak makan dan minum selama 24 jam agar menjadi suci. Kata upawasa dalam Bahasa Sanskerta artinya kembali suci. Mona artinya berdiam diri, tidak bicara sama sekali selama 24 jam. Dhyana, yaitu melakukan pemusatan pikiran pada nama Tuhan untuk mencapai keheningan. Arcana, yaitu melakukan persembahyangan seperti biasa di tempat suci atau tempat pemujaan keluarga di rumah. Pelaksanaan Nyepi seperti itu tentunya harus dilaksana-kan dengan niat yang kuat, tulus ikhlas dan tidak didorong oleh ambisi-ambisi tertentu. Jangan sampai dipaksa atau ada perasaan terpaksa. Tujuan mencapai kebebesan rohani itu memang juga suatu ikatan. Namun ikatan itu dilakukan dengan penuh keikh-lasan.
(Sumber: Buku “Yadnya dan Bhakti” oleh Ketut Wiana, terbitan Pustaka Manikgeni)
Langganan:
Postingan (Atom)