(Foto Hachiko saat menunggu tuannya di Asahi Shimbun 1932)
Kisah kesetian Hachiko menunggu tuannya yang tak akan pernah kembali itu membuat banyak orang tersentuh. Hachiko yang sebatang kara dan sering terlihat berkeliaran
di sekitar stasiun dipelihara dan diberi makan banyak orang. Kisah
Hachi yang setia menunggu majikan pulang di stasiun mengundang perhatian
Namun
takdir berkata lain, seusai mengajar di kampus, Profesor Ueno mendadak
meninggal dunia. jenazahnya dimakamkan di Aoyama, tanah kelahirannya.
Namun Hachi tak faham akan meninggalnya sang tuan. Setiap sore
sebagaimana apa yang dilakukannya semasa Majikannya hidup, Hachiko
selalu pergi ke stasiun untuk menjemput majikannya. Menunggu tuannya
kembali. Dan ia melakukannya selama bertahun-tahun. setiap hari tanpa
berhenti. Perbuatannya itu menarik perhatian banyak orang.
Hirokichi Saitō dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang. Saitō kemudian menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian Tokyo Asahi Shimbun dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Sejak itu publik Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu kepulangan majikannya. Hachi menjadi terkenal di mana-mana, Sejak itu pula, akhiran kō (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang memanggilnya Hachikō.
Seorang pematung bernama Teru Ando tersentuh mendengar kisah Hachiko. Ia lalu berniat membuat patung Hachiko tepat di stasiun Shibuya untuk menghormati kesetian sang Anjing yang tak putus ditelan masa itu. Namun sayang, setelah hampir setahun dibuatkan patungnya, Hachiko yang masih setia menunggu itu menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 8 Maret 1935 karena terkena filariasis. Hachiko wafat dilokasi ia dimana menanti sang tuan kembali. Sepuluh tahun lamanya ia menunggu, menunjukkan rasa cinta, setia dan persahabatannya. Tak perduli itu dibulan-bulan menyengat, musim dingin yang beku atau ketika tak seorang pun yang memperdulikannya.
Ketika ia Wafat, berita itu segera tersiar ke penjuru kota. Ribuan orang yang gempar menghadiri pemakamannya termasuk Kaisar Hirohito dan permaisurinya. Hachiko dihormati dan penguburannya diperlakukan sebagaimana layaknya Manusia. Hachiko kemudian dimakamkan di sisi kubur Tuannya Profesor Ueno di Aoyama. Sedang bagian luar tubuhnya di offset dan diawetkan hingga kini di Musium ilmu pengetahuan nasional Tokyo. Bahkan hingga kini, kisah Hachiko dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2 sekolah dasar di Jepang. Judulnya adalah On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).
Sekarang, setiap kita keluar dari stasiun Shibuya tepatnya di sisi sebelah timur, kita akan menemukan patung perunggu Anjing nan setia sampai mati itu. Dilokasi itu banyak muda-mudi Jepang yang sedang kasmaran mengikat janji sehidup semati. Berharap hubungan mereka kekal hingga akhir hayat sebagaimana kisah yang telah ditoreh dan ditunjukkan oleh Hachiko kepada semua orang. Hachiko bagi banyak orang adalah sebuah perlambang pengharapan akan kisah yang agung. Yang tak akan terpisahkan kecuali maut menjemput
Ada banyak kisah yang menceritakan Hachiko. Kini ada sebuah film versi Holllywod yang berkisah tentang Hachiko. Film Ini Sempat mencapai box office di AmerikaSerikat, Eropa dan beberapa negara Asia.
baca juga Film Hachiko "A Dog Story"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar